Jakarta (ANTARA News) - Kondisi cuaca dan iklim pada 2010 diperkirakan kurang menggembirakan sehingga akan berdampak buruk terhadap perekonomian nasional.

"Tahun depan badai El Nino diprediksi akan berkepanjangan sehingga perlu persiapan menghadapinya," kata Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta sebelum rakor membahas sumber daya air diJakarta, Kamis.

Tampak hadir pula dalam rapat itu Plt Menko Perekonomian/Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Mentan Anton Apriyantono, Mendagri Mardiyanto, Menteri PU Djoko Kirmanto, dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris.

Menurut Paskah, berbagai upaya mengantisipasi dampak buruk el nino akan menyebabkan adanya pembengkakan defisit APBN 2010.

"Kebutuhan dana sedang kita hitung, itu yang menyebabkan mungkin defisit 2010 menjadi lebih besar dari 1,5 persen," katanya.

Ia mengungkapkan adanya perkiraan badai el nino pada 2010 nanti akan sama dengan yang terjadi pada 1997. Ini akan melanda Asia dan Australia.

"Waktu 1997 kita harus impor sekitar 5 juta ton beras, tahun depan kita harus mengurangi bahkan swasembada diusahakan tetap ada dengan mengusahakan air tetap tersedia," katanya.

Sebelumnya keterangan resmi Depkeu juga menyebutkan bahwa Indonesia akan berupaya menyelaraskan kebijakan ekonomi dengan perubahan iklim sehingga pembangunan yang dilaksanakan akan berkelanjutan.

"Bekerja sama dengan instansi terkait, Depkeu saat ini sedang mengembangkan `green paper` atau dokumen hijau yang berfokus kepada ekonomi dalam kebijakan perubahan iklim," kata Kepala Biro Humas Depkeu Harry Z. Soeratin.

Menurut dia, dokumen itu akan memuat saran-saran tentang pembangunan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan dan dengan platform perubahan iklim yang sehat serta opsi kebijakan yang spesifik yang dapat diterapkan Indonesia dengan cepat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009