Semarang (ANTARA News) - Wali, band musik pendatang baru yang saat ini karirnya tengah menanjak, menyatakan tetap setia mengusung aliran musik bernuansa etnik dan musik lokal dari daerah-daerah di Indonesia.

"Dari seluruh lagu yang kami hasilkan, sebagian besar di antaranya memang memiliki corak musik yang bernuansa etnik dan lokal," kata gitaris Wali, Aan Kurnia di Semarang, Kamis.

Ia mengatakan, Wali memang sengaja memilih aliran musik bernuansa etnik dan lokal karena musik ini dianggap sudah sesuai dan akrab di telinga para penikmat musik di tanah air.

"Musik bernuansa etnik, seperti Melayu, Minang, dan dangdut bagi sebagian besar masyarakat sudah terdengar tidak asing, cukup merakyat, dan banyak penikmatnya," katanya.

Menurut dia, dengan memilih warna musik tersebut, Wali merasa tidak perlu lagi meraba-raba jenis musik apa yang cocok di telinga masyarakat dan karyanya laku keras di pasaran, meskipun sering dianggap sebagai musik murahan.

Oleh karena itu, kata dia, Wali akhirnya mantap meramu berbagai warna musik etnik tersebut dengan aliran musik pop menjadi lagu-lagu Wali yang sudah dituangkan dalam dua album.

"Kami menamainya aliran lokal pop kreatif, dengan lirik yang sederhana untuk lebih memudahkan para pendengar menghapal lagu-lagu Wali, " katanya.

Sementara itu, vokalis Wali, Farhan yang akrab disapa Faank mengatakan, Wali juga berupaya untuk membangun atmosfer musik lokal yang lebih merakyat dan tidak rumit.

"Masyarakat saat ini dalam keadaan yang cukup sulit sehingga musik yang cocok menghibur mereka adalah musik-musik bernuansa lokal yang sederhana," katanya.

Sebelumnya, band yang diawaki lima orang tersebut pernah mencoba bemain di aliran musik progresif, namun tidak bertahan lama. "Saat itu, nama band ini masih Fiera dan apabila Wali masih bertahan dengan aliran musik progresif tersebut, saya tidak yakin Wali akan dikenal seperti sekarang," katanya.

Ia menambahkan, inspirasi yang diperoleh dalam menciptakan lagu didapatkan dari pengalaman pribadi para personel, misalnya dalam lagu "Cari Jodoh", "Emang Dasar", dan "Yang", sementara nama Wali mengartikan wakil, yang berarti Wali mewakili masyarakat, sehingga harus memilih warna musik yang sudah akrab dengan masyarakat.

Disinggung tentang adanya rencana perubahan warna musik Wali, ia mengatakan, Wali tetap akan bertahan dan setia mengusung warna musik etnik, lokal, dan tradisonal.

"Bahkan, apabila Semarang memang memiliki jenis musik khas, kami akan mencoba untuk mengusung nuansa musik tersebut dalam lagu kami nantinya," katanya, diamini personel Wali lainnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009