Jakarta (ANTARA News) - Merespon ledakan di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, yang lolos dari pengawasan intelijen, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar menyatakan negara super power pun bisa saja mengalami musibah seperti itu.

"Kapan saja bisa kebobolan, negara yang super power juga bisa kebobolan," ujar Kepala BIN Syamsir Siregar saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjenguk korban ledakan di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Jakarta, Jumat.

Pasca ledakan yang menyebabkan sembilan orang tewas dan 52 luka-luka, Syamsir menilai kondisi keamanan di Jakarta cukup bagus meski masih terdapat hal-hal mencurigakan.

Ia membantah bahwa selain dua ledakan di hotel berbintang lima itu, masih ada titik sasaran lain yang dijadikan sasaran kelompok terorisme.

Sedangkan mengenai informasi intelijen yang diungkapkan Presiden Yudhoyono bahwa sejak Pemilu Legislatif 2009 sudah ditengarai sekelompok terorisme yang ingin melakukan aksi kekerasan terkait hasil pemilu, Syamsir menolak untuk berkomentar lebih jauh.

"Cukup Presiden lah yang mengatakan itu," ujar Syamsir.

Ia juga menolak untuk mengatakan sejak kapan intelijen mendapatkan informasi tentang potensi kekerasan setelah Pemilu dan menyerahkan informasi itu kepada Presiden.

Setelah terjadi ledakan bom di kawasan Mega Kuningan, atas alasan keamanan Presiden Yudhoyono membatalkan kunjungan ke lokasi kejadian.

Presiden langsung menggelar rapat di Kantor Kepresidenan dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Menko Polhukam Widodo AS. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009