Markas Besar PBB (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengecam pemboman di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton di Jakarta dan ia yakin Indonesia akan dapat menyeret ke meja hijau mereka yang bertanggung jawab di balik pemboman.

"Sekretaris Jenderal mengutuk keras pemboman di dua hotel di Jakarta pagi ini, yang dilaporkan menewaskan setidak-tidaknya sembilan orang," demikian Ban dikutip juru bicaranya, Michelle Montas, dalam jumpa pers di Markas Besar PBB, New York, Jumat siang.

Montas menyampaikan ucapan duka cita dari Ban kepada keluarga para korban dan berharap agar mereka yang mengalami luka-luka segera sembuh.

"Beliau (Sekjen PBB, red) juga menyatakan solidaritasnya kepada Pemerintah Indonessia dan rakyat Indonesia," ujar Montas.

Sekjen PBB, kata Jubir, mencatat bahwa Pemerintah Indonesia dengan tekun telah melakukan upaya-upaya untuk mengadili para pelaku aksi-aksi teroris sebelumnya.

"Beliau (Ban Ki-moon, red) menyatakan keyakinannya bahwa serangan baru-baru ini akan diusut dengan ketekunan yang sama dan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan diadili," kata Montas.

Selain dari Markas Besar PBB, reaksi dari Amerika Serikat yang mengecam peledakan di Jakarta juga datang dari Pemerintah AS.

Pada Jumat waktu setempat, Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton secara terpisah mengeluarkan pernyataan kecaman tersebut.

Obama dan Clinton juga menyampaikan kesiapan AS untuk membantu Indonesia dalam memulihkan keadaan pasca ledakan.

Laporan media

Media AS, baik televisi maupun surat kabar, turut menyiarkan peristiwa ledakan bom di Marriott dan Ritz Carlton di Jakarta.

Stasiun televisi CNN bahkan terus-menerus menyampaikan laporan langsung dari Indonesia sejak Kamis petang (Jumat pagi waktu Indonesia) melalui program `breaking news`.

Laporan yang ditampilkan di stasiun televisi juga mencakup cerita dari para saksi mata yang mengalami atau melihat kejadian ledakan di Jakarta serta analisa dari berbagai sumber.

Beberapa sumber yang diwawancara stasiun televisi menggambarkan bahwa selama ini pengamanan di kedua hotel tersebut tergolong ketat.

Pertanyaan-pertanyaan yang cukup banyak dibahas tentang ledakan tersebut adalah mengapa pengamanan ketat masih membuat pelaku pemboman berhasil melakukan aksinya dan siapa yang diperkirakan sebagai otak dan pelaku di balik pemboman tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009