Jakarta (ANTARA News) - Keluarga Ibrahim, salah satu karyawan Hotel Ritz Carlton yang hingga kini belum diketahui keberadaannya pascaledakan bom Jumat (17/7) pada Senin pagi mendatangi Rumah Sakit Polri Sukamto Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mengidentifikasi sejumlah jenazah yang belum diketahui identitasnya.

Mereka terdiri dari Toha Muhammad dan Mualif Suni, keduanya kakak kandung Ibrahim.

Hadyu Muhammad (42), salah satu kerabat Ibrahim mengatakan saudaranya itu tidak lagi diketahui keberadaannya pascaledakan bom di Hotel Ritz Carlton.

Ibrahim merupakan staf bagian floris (penata bunga) Hotel Ritz Carlton. Ia bertugas pada Jumat pagi, tepat saat peristiwa bom meledak di tempatnya bekerja.

"Kami sudah mencari ke semua rumah sakit yang merawat korban ledakan bom, tapi tidak ada korban bernama Ibrahim. Karena itu kami memutuskan untuk datang ke RS Polri Keramat Jati," kata Hadyu.

Menurut Hadyu, Ibrahim diperkirakan berusia sekitar 36 tahun, tinggi 175 cm, kulit sawo matang dan berambut lurus. Lelaki yang berasal dari Cirebon dan sudah tiga hingga empat tahun bekerja di Hotel Ritz Carlton itu memiliki seorang isteri dan empat orang anak yang menetap di Kuningan.

Dari informasi yang diterima keluarga, Ibrahim diketahui sempat menelpon anaknya sesaat sebelum ledakan bom terjadi. Ibrahim tinggal di sebuah rumah kos di kawasan Pasar Minggu.

Hadyu menjelaskan setelah peristiwa ledakan bom terjadi seluruh karyawan Hotel Ritz Carlton dicek satu persatu. Namun saat itu Ibrahim tidak terlihat diantara para karyawan yang selamat.

"Keberadaan sepupu kami belum jelas, apakah ia menjadi salah satu korrban yang meninggal saat ledakan bom belum diketahui," kata Hadyu.

Saat ini kedua kakaknya sedang mengidentifikasi enam jenazah yang belum diketahui identitasnya di ruang instalasi kedokteran forensik RS Polri Kramat Jati.

Sejumlah petugas dari bagian INAFIS (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) sedang mengidentifikasi enam potongan tubuh jenazah korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton.  (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009