Solo (ANTARA News) - Ribuan pemain rebana memeriahkan perayaan Isra Miraj di Kota Solo, Jawa Tengah, dengan melakukan pawai di beberapa ruas jalan kota tersebut.

"Pawai perayaan Isra Miraj tahun ini diikuti 35 grup kesenian rebana yang masing-masing terdiri dari 30 orang," kata wakil ketua panitia acara tersebut, Soni Parsono di Solo, Senin.

Dia mengatakan, peserta acara tersebut berasal dari grup-grup kesenian rebana dari seluruh daerah di Kerisidenan Surakarta.

"Pawai kami mulai dari Masjid Mangkunegaran dan diakhiri di halaman Balai Kota Solo," katanya.

Setelah acara pawai ini, lanjutnya, perayaan Isra Mi`raj dilanjutkan dengan pengajian akbar di Balai Kota Solo.

"Pengajian akbar akan diisi oleh K.H. Abdul Karim Ahmad Al Hafid dan Habib Noval Alaydrus dan dimulai pada pukul 19.00," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya merencanakan untuk melakukan pawai kesenian rebana seperti ini selama tiga bulan sekali.

"Pawai kesenian rebana seperti ini memiliki potensi yang bagus untuk meningkatkan citra Kota Solo yang damai," katanya.

Mengenai pesan yang disampaikan melalui kesenian yang memadukan kesenian dengan agama ini, dia mengatakan, pihaknya ingin memberi pemahaman kepada seluruh masyarakat bahwa umat Islam merupakan umat yang mencintai perdamaian.

"Melalui acara ini, kami menegaskan citra buruk yang terbentuk mengenai umat Islam dengan adanya kasus peledakan bom di Jakarta adalah salah. Lagu-lagu sholawat yang dinyanyikan pada perayaan ini berpesan tentang umat Islam yang cinta damai," kata Soni Parsono.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Joko Widodo mengatakan, perayaan Isra Mi`raj yang dilakukan dengan pawai kesenian rebana ini berperan untuk mendukung suasana damai di Kota Solo.

"Selain itu, acara ini juga berpotensi untuk dijadikan sebagai acara kesenian yang rutin diadakan di kota ini sehingga bisa memberikan hiburan kepada masyarakat Solo dan wisatawan yang ada," katanya.

Menurut Joko Widodo, masih banyak sisi yang bisa digali dari acara ini, termasuk dari sisi perpaduan kebudayaan dengan agama.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009