"Saya pernah merasakan sakit seperti yang dirasakan para korban," kata Manohara, saat menuju ruangan pasien.
Manohara datang bersama ibunya, Daissy Fajarina, beserta pengacaranya Fahri Abas dan dijaga ketat oleh sekitar 50 pemuda yang mengenakan pakaian loreng berwarna hitam merah putih.
Kedatangan Manohara tersebut membuat lobi RS MMC menjadi ramai karena penjagaannya yang terlalu ketat dan melebihi pengawalan pejabat yang datang menjenguk selama tiga hari belakangan.
Manohara datang membawa 50 buket bunga yang masing-masing dibawa oleh pengawal yang mengaku berasal dari Laskar Merah Putih.
"Saya yang masih keturunan warga negara AS akan menguatkan mereka agar tidak usah takut serta tidak usah keluar dari Indonesia," kata perempuan yang mengaku menjadi korban penganiayaan dari suaminya, Tengku Fakhry, anak Sultan Kelantan, Malaysia.
Pada Jumat (17/7) pagi terjadi ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton Jakarta.
Sembilan orang tewas dan 55 orang luka-luka yang terdiri atas warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA).
Para korban ledakan bom itu dibawa ke sejumlah rumah sakit antara lain RS Jakarta, RS Metropolitan Medical Center (MMC), dan RS Medistra dan RS Kramat Jati. (*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
