Rupiah diperkirakan masih akan menguat ke bawah 10.000 per dolar AS, meski Bank Indonesia kemungkinan mengintervensi pasar, kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga.
Peluang rupiah, lanjut dia, sangat besar untuk bisa berada di bawah 10.000 per dolar AS karena ledakan bom di dua hotel di Jakarta beberapa waktu lalu tidak berlarut-larut menimbulkan sentimen negatif.
Pelaku cenderung memburu mata uang Indonesia karena mereka optimistis pasar domestik masih dapat memberikan gain yang lebih baik ketimbang negara lain, ucapnya.
Edwin Sinaga mengatakan, ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh dan minat investasi asing yang masih besar merupakan faktor utama yang mendorong pelaku asing bermain di pasar Indonesia.
Apalagi investasi asing diharapkan tumbuh sebesar tujuh persen untuk memicu pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen, katanya.
Menurut dia, pasar saham yang terus bergairah juga merupakan indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara lain di kawasan Asia.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009