Jakarta (ANTARA) - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengingatkan adanya risiko atas penyebaran COVID-19 yang dapat menimbulkan tekanan kepada sistem keuangan, meski sejumlah indikator ekonomi terlihat baik hingga triwulan I-2020.

"Kondisi ketidakpastian tersebut memerlukan penguatan langkah antisipasi dalam memitigasi risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers virtual perkembangan ekonomi triwulan I-2020 di Jakarta, Senin.

Dalam jumpa pers ini ikut hadir Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.

Baca juga: OJK: Stabilitas sektor jasa keuangan terjaga saat COVID-19

Sri Mulyani mengatakan upaya untuk menekan dampak COVID-19 itu adalah dengan melakukan bauran kebijakan makroekonomi dan berbagai langkah kebijakan di bidang kesehatan agar risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan secara keseluruhan serta pemulihan ekonomi secara bertahap dapat berkurang.

Ia menambahkan keberhasilan langkah penanganan masalah COVID-19 menjadi faktor penentu yang sangat mempengaruhi berbagai risiko rambatan dampaknya ke perekonomian dan sektor keuangan sehingga konsistensi dan kerja sama seluruh komponen bangsa menjadi faktor penting keberhasilan penanganan krisis kesehatan ini.

Menurut dia, apabila penanganan kesehatan itu membuahkan hasil, maka perekonomian nasional diperkirakan kembali membaik mulai triwulan IV-2020, dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 mencapai 2,3 persen dan akan meningkat lebih tinggi pada tahun 2021.

Saat ini, tekanan terhadap perekonomian global terlihat mulai menurun karena adanya kebijakan penanganan yang baik sehingga mampu membantu perbaikan kondisi pasar keuangan domestik dan meredakan gejolak pasar finansial di akhir April 2020.

Baca juga: Bank Himbara jadi penyangga likuiditas dikhawatirkan akan jadi beban

Tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, serta yield obligasi selama bulan Maret 2020 mulai mereda di bulan April 2020. Per 30 April 2020, rupiah menguat sebesar 10,21 persen dibandingkan 23 Maret 2020 yang didukung oleh penerbitan Global Bonds 4,3 miliar dolar AS.

Meski demikian, ketidakpastian masih cukup tinggi dan potensi memburuknya aktivitas ekonomi masih dapat terjadi mengingat penyelesaian COVID-19 belum dapat dipastikan. Selain itu, harga komoditas terutama minyak mentah masih bergejolak.

Oleh karena itu, KSSK akan terus melakukan koordinasi dan langkah-langkah yang ekstensif dan sinergis di bidang ekonomi dan sektor keuangan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dari dampak COVID-19.

"KSSK juga tetap mewaspadai potensi risiko yang berasal dari dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian domestik dengan meningkatkan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020