Pangkalan Bun, Kalteng (ANTARA News) - Perampok bersenjata api Jumat siang sekira pukul 12.00 WIB beraksi di Jalan Belimbing Manis Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, dan melukai korbannya.

Menurut sejumlah saksi mata, perampok berjumlah delapan orang, mengenakan jaket hitam dan berhelm.

Mereka merampok toko emas milik Lius Bin Jaya alias Abun (40) dan melukai pemiliknya. Perampok menembak paha kiri Bun sebelum mengeruk perhiasan di etalase toko.

Selain menembak Abun, kawanan perampok itu juga menembak paha kiri Ny. Acun (47) pemilik Toko Emas Sumber Jaya, meski tidak sempat mengambil perhiasan dari toko milik wanita itu.

"Mereka semua berbadan tegap menggunakan jaket hitam, berhelm dan membawa senjata api laras panjang bukan pistol," kata Eva penjaga toko pakaian di sekitar tempat kejadian.

Di sekitar lokasi kejadian ditemukan selongsong peluru yang berceceran dan di lantai teras Toko Emas Maju Jaya terdapat ceceran darah dari luka tembak Abun.

Eva mengatakan, melihat kawanan perampok menggunakan empat sepeda motor roda dua, tiga sepeda motor diantaranya menyerupai Yahama RX-King atau Kawasaki Ninja yang semuanya berwarna hitam, tanpa nomor polisi.

Satu sepeda motor lainnya yang digunakan perampok adalah Yamaha Jupiter.

Menurut Abun, perampok memasuki toko dan langsung menembak paha kirinya, setelah itu mereka mengambil perhiasan di etalase.

"Perampok yang masuk itu berenam, salah satunya langsung menembak paha kiri saya, saat di toko saya mereka hanya melakukan tembakan sekali dan mengenai paha saya. Tapi di luar toko saya dengar mereka melakukan beberapa kali tembakan di udara," kata Abun di ruang radiologi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Abun belum bisa menaksir jumlah pasti kerugian materi yang dialaminya, namun diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah karena banyak perhiasan emas berbagai ukuran dan berat yang dibawa perampok.

Sementara Polres Kobar hingga saat ini belum dapat memberikan keterangan yang lengkap karena mereka masih menyelidikinya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009