Kemnaker mencatat 1,7 juta tenaga kerja yang di-PHK dan Bappenas sendiri menghitungnya sekitar 2 juta sampai 3,7 juta orang
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebutkan jumlah masyarakat yang dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi COVID-19 mencapai 2 juta hingga 3,7 juta orang.

Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan catatan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yaitu 1,7 juta orang, sementara Kadin mencatat terdapat 6 juta orang menganggur akibat pandemi COVID-19.

“Kemnaker mencatat 1,7 juta tenaga kerja yang di-PHK dan Bappenas sendiri menghitungnya sekitar 2 juta sampai 3,7 juta orang,” kata Kepala Bappenas dalam sambutan Rakorbangpus 2020 secara virtual di Jakarta, Selasa.

Selain itu Bappenas juga memprediksi jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun ini akan bertambah 4,22 juta orang dengan outlook Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2020 sebesar 7,8 persen sampai 8,5 persen.

“Hitungan kita perkirakan 2,3 juta sampai 2,8 juta terjadi penciptaan lapangan pekerjaan pada 2021 berhadapan dengan pengangguran yang akan bertambah 4,22 juta pada 2020 dibandingkan 2019,” jelasnya.

Baca juga: Tanggulangi PHK, Kemenhub siapkan program padat karya Rp5,9 triliun

Prediksi tersebut lebih tinggi dibandingkan target tingkat pengangguran terbuka dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yaitu sebesar 4,8 persen sampai 5 persen atau realisasi 2019 sebesar 5,28 persen.

Kepala Bappenas itu juga mengatakan peningkatan jumlah pengangguran sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia yaitu diprediksikan bertambah dua juta orang pada akhir 2020.

“Bersama dengan itu akan memunculkan barisan baru terkait kemiskinan yang diakibatkan oleh orang yang kehilangan lapangan pekerjaan,” ujar Suharso Monoarfa.

Suharso menyebutkan outlook tingkat kemiskinan pada tahun ini sebesar 9,7 persen sampai 10,2 persen dengan target penurunan tingkat kemiskinan di level 9,2 persen hingga 9,7 persen untuk 2021.

”Tahun ini kita berharap bisa menekannya menjadi 9 persen bahkan 8,5 persen tetapi mungkin ada penambahan. Mudah-mudahan tidak kembali ke dua digit karena itu benar-benar pekerjaan yang berat pada 2021,” katanya.

Oleh sebab itu Menteri PPN dan Kepala Bappenas itu menyatakan pemerintah akan segera melakukan pemulihan ekonomi yang dimulai pada sektor yang memiliki banyak lapangan pekerjaan seperti pariwisata, industri manufaktur, dan perdagangan.

“Investasi juga kita pulihkan utamanya yang padat karya dan pariwisata. Kita tahu mereka mengalami keterpurukan yang luar biasa sehingga penyerapannya terhadap tenaga kerja cukup luar biasa besar,” katanya.

Baca juga: BPS: Tingkat pengangguran terbuka Februari turun, ini penjelasannya

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020