Pangkalpinang (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam solidaritas mahasiswa antikorupsi (Somasi) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Minggu sore, menggelar aksi damai, mengutuk aksi terorisme karena tindakan tersebut dapat mengancam stabilitas keamanan.

Pantauan wartawan ANTARA, puluhan mahasiswa itu menggelar aksi damai dengan melakukan "long march" di kawasan Jalan Sudirman Kota Pangkalpinang, sambil membawa spanduk yang bertuliskan bebaskan Indonesia dari ancaman terorisme dan berantas korupsi.

Dengan memakai baju kaos yang bertuliskan lawan korupsi, para mahasiswa tersebut berorasi di Lapangan Merdeka Pangkalpinang atau persis depan Mapolresta Pangkalpinang.

Dengan menggunakan alat pengeras suara, para mahasiswa tersebut mengajak setiap masyarakat yang melewati kawasan Jalan Sudirman untuk melawan korupsi dan mengutuk keras aksi terorisme yang mengakibatkan jatuhnya korban orang-orang tidak bersalah.

Para pengunjukrasa juga membagikan stiker dan selebaran pernyatakan sikap kepada setiap pengguna jalan di kawasan Jalan Sudirman.

"Hentikan segala bentuk teror yang dapat mengorbankan rakyat sipil tidak berdosa dan menimbulkan ketakutan rakyat, mari sama-sama kita lawan korupsi yang seolah sudah menjadi budaya di Indonesia," ujar Asanudin, pengunjukrasa saat menyampaikan orasi dengan menggunakan alat pengeras suara.

Dalam aksi unjukrasa tersebut, para mahasiswa juga menuntut komitmen dan keseriusan pemerintah dalam melindungi hak-hak anak.

"Ada tiga tuntutan kami dalam aksi solidaritas kali ini yaitu mengutuk aksi teror bom yang terjadi di JW Marriot dan Rizt Carlton, lawan korupsi dan lindungi hak-hak anak," ujarnya.

Aksi solidaritas ini, kata dia, murni panggilan hati nurani karena prihatin melihat nasib bangsa yang selalu dibayangi teror bom, tindak korupsi serta tindak kekerasan terhadap anak.

Ia menyatakan, aksi teror bom adalah perbuatan picik, tindakan brutal yang pengecut dan tidak bertanggunjawab sehingga mengorbankan orang-orang tidak bersalah.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009