Mumbai (ANTARA News/Reuters) - Sebuah pengadilan khusus India hari Senin menjatuhkan putusan bersalah pada tiga orang karena merencanakan serangkaian ledakan di kota finansial Mumbai pada 2003 yang dituduhkan pada kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berpangkalan di Pakistan.

Ketiga orang itu -- Ashrat Ansari, Mohammad Hanif dan istrinya, Fehmida -- didakwa berkomplot dengan LeT melakukan peledakan-peledakan terkoordinasi di Mumbai pada Agustus 2003 yang menewaskan lebih dari 50 orang dan mencederai 200 orang.

"Hari ini LeT mengalami kemunduran besar karena pengadilan khusus di Mumbai memutuskan seluruh ketiga terdakwa itu bersalah," kata Ujjwal Nikam, jaksa penuntut umum, kepada wartawan.

Penjatuhan vonis dalam kasus itu, yang disidangkan di sebuah pengadilan khusus di bawah Undang-undang Pencegahan Terorisme, akan dilakukan pada 4 Agustus, kata Nikam. Penuntut akan meminta hukuman mati pada ketiga terdakwa tersebut.

India juga menyalahkan LeT atas serangan-serangan 26-29 November di Mumbai yang menewaskan sedikitnya 166 orang.

Serangan-serangan terakhir di Mumbai itu telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan, yang sebelumnya sudah terganggu akibat konflik di Kashmir.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perdana Menteri India Manmohan Singh pada pertengahan Juli mengatakan, perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.

"Proses dialog bertahap tidak bisa dimulai lagi kecuali jika tindakan-tindakan teroris, seperti yang mengguncang Mumbai, ditangani secara benar dan pelaku kejahatan keji ini dibawa ke pengadilan," kata Singh, seperti dilaporkan kantor berita PTI.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.

Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009