Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam himpunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Bengkulu mengelar aksi unjuk rasa menuntut pemerintah kota (Pemkot) untuk segera memperbaiki jalan rusak di Kota Bengkulu.

"Kami dari himpunan BEM dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) daerah Bengkulu akan terus melakukan aksi menuntut pemkot untuk segera memperbaiki jalan rusak dan melarang truk angkutan batu bara melebihi tonase melewati jalan kota," kata Koordinator lapangan, Soni, dalam orasinya, Jumat.

Berdasarkan pantauan, aksi unjuk rasa dengan berjalan kaki dari Masjid Jamik menuju Kantor Wali Kota Bengkulu dan Radio Republik Indonesia (RRI) itu berlangsung selama empat jam dan berlangsung damai.

Menurut Soni yang juga mahasiswa fakultas Teknik, Universitas MUhammadiyah Bengkulu (UMB), tindakan Wali Kota Bengkulu yang mengizinkan truk bertonase besar bermuatan batu bara melewati jalan kota merupakan tindakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

Dia mengangap kebijakan yang dilakukan Wali Kota Bengkulu tersebut syarat dengan kepentingan dan tidak berpihak kepada rakyat.

Dia juga mengangap, saat ini Kota Bengkulu berjalan tanpa pemerintah karena pemerintah sudah tuli dan tidak lagi mendengarkan jeritan masyarakat akibat kerusakan jalan yang semakin meluas.

Selama ini, masyarakat dituntut untuk membayar pajak jalan, namun pada kenyataanya jalan-jalan di Kota Bengkulu rusak parah yang dapat membahayakan keselamatan bagi pengendara kendaraan yang melintas.

Atas kondisi tersebut, dan tidak adanya tindakan tegas dari Wali Kota Bengkulu, puluhan mahasiswa tersebut melakukan aksi sekaligus akan melakukan aksi sosial dengan melakukan perbaikan jalan secara swadaya antar mahasiswa.

"Satu minggu kedepan kami akan melakukan aksi sosial pemperbaiki jalan rusak dikawasan Kota Bengkulu," jelasnya.

Selain dari mahasiswa, sebelumnya tuntutan mengenai perbaikan jalan dan larangan truk batu bara melintas di kawasan kota juga disampaikan masyarakat di kawasan Sawah Lebar baru dengan melakukan blokir jalan.

Nasrun, salah seorang warga di kelurahan itu menyebutkan pemblokiran jalan tersebut sebagai bentuk kekesalah warga terhadap pemerintah daerah yang tidak peduli dengan kerusakan jalan yang semakin parah.

Selain melakukan pemblokiran, warga juga menenami jalan rusak tersebut dengan berbagai tanaman seperi pisang dan kelapa sawit.

Akibat dilalui oleh truk batu bara melebihi tonase dan klas jalan kota, kerusakan jalan saat ini sudah meluas ke Jalan Jati, Kelurahan Sawah Lebar Baru, Kelurahan Sawah lebar, Kelurahan tebeng, Jalan Hibrida, Kelurahanan Tanah patah, Kelurahan Padang Harapan, jalan Danau dan masih banyak lagi ruas jalan yang rusak.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009