Jakarta (ANTARA News) - Sepinya ajang otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2009 yang digelar di JIExpo Kemayoran tidak menjadi patokan lesunya pasar otomotif di tanah air.

"Ajang IIMS 2009 yang relatif lebih sepi pengunjung tidak bisa sepenuhnya dijadikan patokan mengenai kondisi dunia otomotif di Indonesia," kata Consultan Automotive and Transportation Frost and Sullivan, Mario Montino, di Jakarta, Sabtu.

Salah satu hal yang menurut dia menjadi penyebab relatif berkurangnya pengunjung IIMS 2009 yakni lokasi.

Lokasi pameran sebelumnya Jakarta Convention Center (JCC) berada dekat pusat perkantoran Jakarta, sehingga memungkinkan orang yang baru pulang kantor mampir ke IIMS.

Sementara JIExpo yang tempat menjadi tempat penyelenggaraan IIMS tahun ini relatif cukup jauh bagi pengunjung yang tinggal di daerah Selatan dan Tangerang. Walaupun penyelenggara sudah menyediakan shuttle bus untuk menuju IIMS di beberapa titik perbelanjaan, tetapi kendala tetap ada.

Kurangnya informasi mengenai shuttle bus itu sendiri dan pertimbangan waktu tempuh pulang pergi menggunakan shuttle bus, menurut dia, menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Gencarnya berita mengenai beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang tidak berpartisipasi, ujar dia, juga turut andil mengurangi minat sebagian pengunjung untuk hadir di IIMS tahun ini.

"Kondisi krisis ekonomi secara umum pastinya cukup mempengaruhi rencana pembelian mobil bagi sebagian konsumen perorangan maupun perusahaan. Dan seperti yang kita diprediksi akan ada penurunan sekitar 29 persen di tahun 2009," kata Mario.

Kenaikan penjualan mobil, lanjut Mario, akan mulai terjadi di bulan puasa untuk persiapan mudik Lebaran. Namun akan menurun sedikit dan mulai naik kembali di akhir tahun, seperti tren tahun-tahun sebelumnya.

Walaupun demikian, menurut dia, upaya panitia untuk membuat IIMS tahun ini tetap berjalan baik di tengah kondisi ekonomi yang kurang mendukung, patut diacungi jempol.

Sebelumnya di sela-sela pembukaan IIMS 2009, Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani memperkirakan bahwa kondisi otomotif Indonesia akan jauh lebih baik, mengingat BI Rate mulai menurun, kredit bank mulai lancar, dan rupiah mulai menguat.

Ia menilai industri otomotif Indonesia cukup tahan banting menghadapi krisis keuangan global dibandingkan negara-negara lain.

Dari catatan Gaikindo sendiri penjualan otomotif di Semester I 2009 mencapai lebih dari 210.000 unit, di mana penurunan penjualan tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya 30 persen dibanding 2008.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009