Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha India berencana membangun industri alumunium di Sumatra Selatan dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun, kata Dirjen Industri Logam Mesin Teknologi dan Aneka (ILMTA) Departemen Perindustrian Anshari Bukhari.

Namun, kata Anshari, di Jakarta, Selasa, rencana tersebut hingga kini masih terhambat pada penyediaan infrastruktur yang seharusnya disiapkan oleh pemerintah daerah.

"Sayang progres proyek tersebut sangat lambat, karena infrastruktur seperti pelabuhan dan jalur kereta api hingga kini belum siap," katanya.

Khusus jalur kereta api, kata dia, kini sudah habis dimanfaatkan untuk angkutan batu bara.

Pernyataan Dirjen tersebut menanggapi pertanyaan Ari Gunadi dari Asosiasi Industri pengecoran Logam Indonesia, yang menginginkan untuk menghasilkan dan memasarkan komponen alumunium kualitas tinggi dengan teknologi mutakhir.

Ari mengatakan, untuk jangka panjang pihaknya menginginkan membangun industri komponen otomotif alumunium dunia.

"Mimpi tersebut bukan suatu yang mustahil untuk diwujudkan, karena Indonesia memiliki sumber daya yang sangat lengkap," kata dia.

Industri alumunium yang bakal dibangun di antaranya berupa rolling atau lembaran foil untuk body pesawat, mobil, kapal hingga panci.

Selain itu, kata dia, alumunium ektrusi yang merupakan komponen body pesawat, gedung maupun kabel dan alumunium pengecoran atau casting untuk cylinder head maupun engine block.

Menurut dia, alumunium memiliki keunggulan dibanding logam yaitu, lunak dalam bentuk murni, keras seperti baja dalam bentuk pada, ringan tapi kuat, tahan terhadap korosi, tidak beracun dan penghantar panas dan listrik yang baik.

Realisasi produksi alumunium Indonesia, jenis al ingot mencapai 256 ribu ton per tahun, dan 40 persen diantaranya untuk kebutuhan dalam negeri.

Extrusi mencapai 95 ribu ton, sheet 70 ribu ton, foil 18 ribu ton dan rod 43 ribu ton.

Sementara itu, kebutuhan alumunium untuk otomotif hingga kini terus meningkat pada 2008 kebutuhan untuk roda dua mencapai 331,231 ton, atau meningkat dibanding 2004 156.020 ton.

Sedangkan untuk roda empat, 54.339 ton naik dibanding 2004 43.483 ton.

kebutuhan alumunium roda dua, mencapai 40 kilogram per uni dan roda empat 90 kilogram per unit.

Tingginya kebutuhan akan alumunium di seluruh sektor, kata Ari membuat pihaknya optimis industri ini akan berkembang pesat hingga 2030 nanti.

"Untuk itu kita sangat berharap dukungan serius dari pemerintah, diantaranya penerapan return tax untuk perusahaan yang melakukan ekspor komponen alumunium," kata dia.

Selain itu, perlunya menghilangkan kebijakan biaya tinggi, pemberian fasilitas yang mendorong perusahaan melakukan ekspor serta pengawasan penerapan standar nasional Indonesia dan beberapa kebijakan lainnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009