Palembang (ANTARA News) - Upaya terus membangun kesadaran pada masyarakat yang menjadi kritis, merupakan manifestasi dalam mewujudkan pembangunan di daerah menjadi lebih berarti, kata Amid Kiyai, Ketua Forum Wong Kito (FWKP) Kota Palembang.

Pada dialog publik di Palembang, Selasa, bekerja sama dengan Institut Tata Pemerintahan Populer Indonesia (ITPI), Amid menilai masyarakat yang kritis dapat didorong untuk ikut mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Apalagi dengan kemampuan pemerintah yang serba terbatas, sehingga tidak mungkin segera meratakan hasil pembangunan yang dirasakan masyarakat, sehingga perlu peran aktif masyarakat di dalamnya, kata dia pula.

Dia menyatakan, untuk mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan perlu diimplementasikan ke dalam berbagai program dan dibarengi pula dengan pemberdayaan masyarakat.

Amid mencontohkan, program sekolah dan berobat gratis di Sumsel itu sangat berperan untuk memajukan pembangunan dengan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan daerah ini saat ini dan ke depan.

"Tapi dalam implementasi di lapangan, masih terdapat ketimpangan dan menimbulkan kebingungan bagi masyarakat," ujar dia lagi.

Ia mengharapkan, melalui dialog ini dapat terbangun komunikasi lintas pihak untuk menampung aspirasi guna meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan di daerahnya.

Ke depan, lanjut dia, dengan terjalin komunikasi dan informasi yang baik antara pemerintah dan warga, diharapkan pelaksanaan program sekolah dan berobat gratis menjadi tepat sasaran dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Sekretaris Nasional (Seknas) ITPI, Juni Tamrin mengatakan, dalam menjalankan programnya, pemerintah diharapkan konsisten dengan kebijakan yang dikeluarkan.

Menurut dia, program sekolah dan berobat gratis yang diberlakukan di daerah itu dan menjadi isu nasional, dapat mengangkat ketertinggalan bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan di Sumsel.

"Tapi pemerintah harus benar-benar memperhatikan dan melakukan pengawasan pelaksanaan program itu di lapangan," kata dia pula.

Dialog yang melibatkan seluruh elemen masyarakat serta mahasiswa maupun instansi pemerintah di Sumsel itu, bertujuan membangun komunikasi dan mendorong penyelesaian permasalahan di masyarakat secara bersama-sama, dengan mencari persamaan persepsi dan pandangan di dalamnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009