Washington (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Departemen Pertahanan AS, Selasa, menyatakan, lembaga itu sedang mengkaji kebijakan mengenai penggunaan jejaring sosial termasuk Facebook dan Twitter oleh tentara Amerika yang dikaitkan dengan keprihatinan keamanan.

Menurut Pentagon, Wakil Menteri Pertahanan William Lynn telah memerintahkan kajian mengenai ancaman dan manfaat yang diperoleh dari jejaring sosial, termasuk Facebook, Twitter dan MySpace, yang telah digunakan oleh militer untuk perekrutan, hubungan masyarakat, dan menghubungi keluarga.

Dalam memo yang dikeluarkan beberapa hari lalu, Lynn mengatakan semua laman itu "secara cepat berkembang menjadi alat terpadu dalam operasi dua hari di seluruh Departemen Pertahanan dan "ada tantangan penerapan serta risiko operasi yang harus difahami dan diredakan".

Laporan kajian tersebut diperkirakan tuntas akhir Agustus dan Pentagon akan mengeluarkan kebijakan mengenai topik tersebut paling lambat 30 September.

Kajian itu diperintahkan saat Korps Marinir AS mengeluarkan larangan penggunaan jaringan Marinir untuk mengakses jejaring sosial, tapi itu tak berlaku bagi komputer pribadi prajurit.

Marinir mengumumkan, "sikap alamiah laman jejaring sosial telah menciptakan jendela eksploitasi dan serangan yang lebih besar, membuka informasi yang tak perlu kepada musuh serta menciptakan saluran informasi yang mudah ditembus".

Peringatan serupa dikeluarkan Komando Strategis AS kepada semua layanan, dan mengatakan lembaga itu sedang mempertimbangkan larangan terhadap semua laman Web. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009