Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyatakan, gejolak harga minyak seharusnya tidak membuat heboh perekonomian Indonesia jika langkah pengembangan energi alternatif dilakukan dengan cepat oleh pemerintah.

"Ke depan kita mau maju dengan alternatif, jangan hanya bicara saja, sudah banyak seminar, sudah banyak diskusi, abad 21 harus buat alternatif," kata Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan di Megawati Institute Jakarta, Kamis.

Menurut dia, saat ini bukan waktunya lagi mengkritisi kebijakan makro pemerintah tetapi bagaimana mengkritisi kebijakan mikro pemerintah dengan teropong yang mengarah ke dalam.

Jika sektor mikro/riil seperti pertanian dan perikanan terus didorong, menurut mantan Presiden RI kelima itu, seharusnya energi alternatif di tanah air sudah sehingga ketika harga minyak bergejolak tidak menimbulkan dampak serius bagi perekonomian Indonesia.

"Bukan berarti mengecilkan mengecilkan ekonomi internasional yang tergantung pada energi fosil, tetapi ke depan kita mau maju dengan langkah alternatif," kata Megawati.

Menurut dia, semua pihak harus mengambil hikmah dari berbagai kejadian yang terjadi selama ini termasuk dalam bidang ekonomi.

Ia menyebutkan, tidak perlu mendewakan berbagai pola yang sudah ada selama ini seolah-olah akan terjadi kiamat jika tidak berpegang kepada pola itu.

"Kenapa sih terus mendewakan itu, dan kalau tidak maka kita akan mengalami kiamat," katanya.

Mega mencontohkan, saat dirinya menjadi presiden, dirinya mengambil langkah terobosan dengan menghentikan utang untuk pembiayaan APBN.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi XI DPR, Olly Dondokambey mengatakan, belum berkembangnya bahan bakar nabati (BBN) sebagai energi alternatif karena dukungan pemerintah yang belum jelas termasuk subsidi.

"Saya lihat masih ada ketergantungan pada bahan bakar fosil, padahal BBN kita sudah diakui," kata Olly yang juga anggota DPR dari PDI Perjuangan.

Menurut dia, pemerintah perlu memberi ketegasan dalam masalah subsidi BBN itu sehingga sektor pertanian juga berkembang yang akhirnya juga meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Olly juga mengingatkan masuknya modal asing ke sektor keuangan RI dapat berpotensi menimbulkan "gelembung-gelembung" yang sewaktu-waktu dapat pecah dan mengganggu perekonomian RI.

"PDIP akan mengupayakan agar APBN 2010 pro rakyat, kalau terlalu pro kepada sektor finansial maka sewaktu-waktu bisa muncul gelembung yang bisa meledak," kata Olly.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009