Jakarta (ANTARA News) - Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol (purn) Ansyaad Mbai, menyatakan, ancaman terorisme tetap ada meski gembong terorisme Noordin M Top dinyatakan tewas dalam pernyerbuan di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu pagi .

Dalam perbincangan singkat dengan ANTARA di Jakarta, Sabtu, Ansyaad Mbai mengatakan, kelompok Noordin M Top telah lama berada di Indonesia bahkan terlibat dalam serangkaian aksi bom bunuh diri termasuk bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009.

"Keberadaannya yang telah lama di Indonesia dengan serangkaian aksi teror yang dilakukan hingga Juli 2009 menandakan Noordin terus membangun kekuatannya secara rapi, dalam bentuk sel-sel. Jaringan yang dibentuk tentu tidak mudah untuk dinyatakan lumpuh, meski Noordin sudah tewas," ujar Ansyaad.

Terlebih, tambah dia, masih banyak tersangka pelaku teroris yang terkait Noordin M Top dan Dr Azahari --gembong terorisme yang tewas pada penyergapan di Malang pada 2005-- yang belum tertangkap hingga kini.

"Keahlian yang dimiliki kelompok Noordin M Top dalam meracik bom terus berkembang terlihat dari modus yang digunakan...keahlian ini tentu dimiliki oleh sel-sel yang dibentuknya sekian lama terutama dalam empat tahun terakhir. Ini yang tetap menjadi ancaman terorisme," tuturnya.

Jadi, lanjut Ansyaad, meski Noordin M Top telah dinyatakan tewas, semua pihak harus tetap waspada terhadap ancaman terorisme apapun bentuknya.

Noordin M Top, pria kelahiran Johor, Malaysia itu tewas dalam penyergapan di rumah Muhzahr di RT 01 RW 07, Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sejak Jumat (7/8) sore hingga Sabtu (8/8) pagi.

Aparat yang telah mengepung rumah tersebut dari berbagai penjuru pada Sabtu (8/8) pagi melakukan empat kali ledakan terhadap rumah tersebut bahkan beberapa tembakan juga diarahkan para petembak jitu terhadap satu rumah yang menjadi tempat persembunyian Noordin.

Polisi sempat meminta Noordin untuk menyerah, namun orang itu hanya menyahut bahwa dia adalah memang Noordin M Top, buronan teroris nomor satu negeri ini dan setelah itu tak ada lagi sahutan hingga kemudian polisi merangsek masuk rumah hingga pria kelahiran 11 Agustus 1969 itu dinyatakan tewas. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009