Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2009 lebih tinggi dari perkiraan pemerintah.

"Awalnya kita proyeksikan dan ekspektasikan hanya 3,7 persen, sehingga kalau 4,0 persen itu lebih baik dari proyeksi awal kita," kata Menkeu usai memberikan kata kunci dalam Rakernas Akuntansi Tahun 2009 di Jakarta, Selasa.

Menurut Menkeu, dari sisi penyumbang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2009, sebagian besar adalah berasal dari konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang masih di atas 4,0 persen.

"Yang memang perlu mendapat perhatian adalah investasi yang pertumbuhannya memang cukup rendah dibanding situasi 2008," kata Menkeu.

Mengenai kontribusi ekspor dan impor, Menkeu juga mengatakan bahwa dua sektor itu memang juga masih rendah bahkan mengalami penurunan.

"Tapi mulai ada tanda-tanda perbaikan, jadi di semester II ini saya rasa ada perbaikan di situ," kata Menkeu.

Sebelumnya BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasar kenaikan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2009 mencapai 2,3 persen dibanding kuartal I 2009 (q to q), dan jika dibandingkan dengan kuartal yang sama 2008, mengalami pertumbuhan 4,0 persen (yoy).

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2009 dibandingkan dengan semester I 2008 tumbuh sebesar 4,2 persen.

Besaran PDB atas harga berlaku pada kuartal II 2009 mencapai Rp1.365,5 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 pada kuartal yang sama adalah Rp540,1 triliun.

Struktur PDB pada kuartal II 2009 masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 26,6 persen, 15,6 persen, dan 13,3 persen.

Pertumbuhan PDB pada kuartal II 2009 dibanding kuartal I 2009 sebesar 2,3 persen ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 0,2 persen, sementara pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 23,7 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 2,4 persen, ekspor barang dan jasa 7,4 persen, serta impor barang dan jasa 7,8 persen.

Dibanding kuartal II 2008 (yoy), pertumbuhan ekonomi 4,0 persen didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,8 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 17,0 persen, PMTB 2,7 persen.

"Namun ekspor barang dan jasa mengalami penurunan 15,7 persen dan impor barang dan jasa sebesar 23,9 persen," kata Rusman. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009