Jakarta, (ANTARA) - Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Mayjen TNI Syafnil Armen mengatakan, tiga daerah yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur masih rawan menjadi basis atau persinggahan teroris pasca penyerbuan beberapa sarang teroris di Jakarta Utara, Bekasi dan Temanggung, pekan lalu.

"Tetap di tiga daerah itu, karenanya, kami tetap akan memfokuskan penanganan terorisme di tiga daerah itu. Tanpa mengabaikan kemungkinan di daerah lain," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ditemui usai menerima penghargaan Bintang Yudha Dharma Pratama, Syafnil mengemukakan, kemungkinan ketiga daerah itu menjadi basis atau persinggahan teroris telah lama terdeteksi.

"Itu sudah lama terdeteksi, namun kami kan harus menganalisa dan mengkaji secara benar sebelum kemudian dilaporkan dan dikoordinasikan kepada Polri dan instansi terkait lainnya. Koordinasi antara intelijen TNI dan Polri sudah berjalan baik," katanya.

Dikemukakannya, pasca pernyergapan sejumlah sarang teroris seperti di Jakarta Utara, Bekasi dan Temanggung situasi keamanan nasional relatif kondusif dan makin baik.

"Ya memang kita masih menunggu hasil tes DNA, apakah yang tertembak di Temanggung itu Noordin M Top, namun situasi keamanan nasional baik dan kondusif, namun tetap waspada," ujar Syafnil.

Ia menegaskan, seluruh informasi intelijen yang diperoleh BAIS selalu dilaporkan secara berjenjang hingga ke Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan untuk kemudian dikoordinasikan kepada pihak Polri untuk ditindaklanjuti.

"Saat ini kondisinya tertib sipil di seluruh wilayah Indonesia dan segala bentuk penegakkan hukum garda terdepan menjadi tanggungjawab Polri, jadi informasi intelijen terkait ancaman gangguan keamanan termasuk terorisme, kami berikan pada Polri untuk ditindaklanjuti," tuturnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009