Satu pernyataan kementerian dalam negeri mengatakan semua enam anggota sel terkait-al Qaida telah mengaku setelah ditangkap. Mereka tidak mengatakan apakah fasilitas yang ditargetkan itu termasuk tempat industri minyak di Kuwait, pengekspor minyak terbesar keempat dunia.
"Keamanan negara telah mengungkap jaringan teroris pengikut al Qaida, dan mencakup enam warga Kuwait yang telah merencanakan untuk melakukan rencana untuk membom Kamp Arifjan, bangunan keamanan negara dan fasilitas penting lainnya," kata kementerian tersebut.
Kamp Arifjan terletak di selatan Kuwait City dan melayani sebagai tempat persiapan bagi pasukan yang akan dikerahkan ke Irak.
Kuwait, tempat peluncuran bagi perang pimpinan-AS 2003 di Irak yang menjatuhkan pemimpin Irak Saddam Hussein, masih merupakan pangkalan logistik bagi militer AS untuk mendukung tentaranya di Irak.
Penarikan tentara AS yang direncanakan dari Irak tidak mengecilkan hati al Qaida untuk melakukan serangan yang direncanakan di negara-negara Arab sekutu AS, termasuk Kuwait, pengamat politik Shafiq Ghabra mengatakan.
"Masalah mereka bukan penarikan tentara AS, tapi juga rezim ... mereka, elit yang ada, keluarga yang berkuasa yang ada," katanya.
Al Qaida sekarang sedang berjuang untuk menunjukkan mereka ada setelah kemunduran di Irak dan Pakistan, Gbabra menambahkan. "Mereka sedang berupaya untuk memukul di manapun mereka merasakan ada kelemahan."
Setelah serangan 11 September 2001 di kota-kota AS, ada sejumlah serangan yang diilhami-al Qaida di Kuwait, termasuk satu serangan yang menewaskan satu marinir AS dan melukai marinir lainnya pada Oktober 2002. Pemerintah Kuwait sejak itu melancarkan serangan yang sebagian besar berhasil untuk memadamkan kekerasan oleh pengikut Islam garis keras.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
