Jakarta (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, membantah telah mendatangi Puri Cikeas dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu (12/8) pukul 01.15 WIB bersama Sekretaris Tiga Kedubes Amerika Serikat (AS).

"Semua itu omong kosong, saya tidak kenal dengan sekretaris tiga Dubes AS, saya kira jam segitu Pak Susilo Bambang Yudhoyono ngantuk. Kalau SBY tidak ngantuk ya saya yang ngantuk tidak bertemu SBY. Itu berita sampah gak bener," katanya saat dihubungi wartawan sebelum digelarnya sidang putusan sengketa hasil Pilpres di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya beredar pesan singkat melalui telepon seluler wartawan, yang menyebutkan "Rabu 12-08-2009 sejak pukul 01.15 WIB, Ketua MK Mahfud MD bersama sekretaris 3 Kedubes AS berada di Puri Cikeas dan bertemu SBY selama 20 menit".

Mahfud MD menyatakan dirinya pada Selasa (11/8) sampai pukul 23.30 WIB berada di MK, kemudian pulang ke rumah untuk beristirahat sembari mengoreksi draft putusan.

"Jadi apa hubungannya dengan Dubes AS. Apa hubungannya kira-kira, saya saja tidak kenal dengan sekretaris Dubes AS," katanya.

Ia menegaskan satu hal yang harus diingat, yang berhak mengundang ketua lembaga negara itu. "Saya tidak mau diundang pukul 01.00 WIB, meskipun yang mengundang SBY," katanya.

"Kalau presiden memanggil saya itu tidak boleh, saya memanggil presiden boleh," katanya.

Sementara itu, seusai persidangan, Ketua MK menegaskan kembali dirinya tidak pernah lagi berhubungan dengan SBY sejak menjadi ketua MK.

"Terus terang saya sekarang ini merasa rindu berhubungan dengan SBY. Sejak saya jadi ketua MK tidak pernah lagi berhubungan," katanya.

"Karena dia (SBY) takut dituduh mempengaruhi saya, dan saya juga takut dituduh main mata sama dia," katanya.

Sehingga, Ketua MK mengaku sudah tidak pernah menelepon SBY kembali.

"Dulu sebelum di MK saya sering telepon. Ulang tahun telepon, hari raya telepon, bulan puasa telepon, telepon saja. meskipun dia sudah presiden mengucapkan selamat saja," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009