Jakarta (ANTARA News) - Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) memberi peluang yang sama bagi penyandang cacat untuk mendapatkan beasiswa dari departemen tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pengembangan dan Penelitian (litbang) SDM Depkominfo, Aizirman Djusman di sela-sela acara pelepasan penerima beasiswa di Kantor Depkominfo, Jakarta, Kamis.

Aizirman mengatakan beberapa penerima program beasiswa Depkominfo pada tahun-tahun sebelumnya ada yang merupakan penyandang cacat.

Dia mencontohkan alumni fakultas Psikologi UGM, Galih Sukmara adalah penyandang tuna rungu yang berhasil mendapatkan program beasiswa S2 dan kuliah mengambil Ilmu Bahasa di La Trobe University of Melbourne Australia.

Pada kesempatan tersebut, Menkominfo Muhammad Nuh melepas secara resmi 50 penerima beasiswa program Depkominfo 2009 untuk kuliah S2 dan S3 di luar negeri.

Menkominfo mengharapkan dari penerima beasiswa tersebut tercipta generasi pemimpin, penentu pembangunan, peningkatan ekonomi serta kesejahteraan dan keadilan Indonesia.

"Setelah lulus para penerima beasiswa diharapkan dapat mengisi kebutuhan SDM Profesional di bidang TIK di lingkungan pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga pendidikan dan industri, sehingga akan mendorong peningkatan kinerja di sektor TIK," katanya.

Nuh mengatakan, salah satu penerima beasiswa bahkan telah menciptakan inovasi dengan mengembangkan nano satelit "Satelit Delft-n3Xt" yang diluncurkan pada 2010 dengan proyek INSPIRE (Indonesian Satelite Platform Initiative for Research Education) di Belanda.

Ke-50 penerima beasiswa ini berasal dari PNS pusat dan daerah, karyawan lembaga pendidikan negeri maupun swasta, karyawan industri TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) maupun masyarakat umum.

Ke-50 penerima beasiswa terdiri dari 48 orang program S2 dan 2 orang program S3 di perguruan tinggi di Belanda, Inggris dan Australia yang akan diberangkatkan secara bertahap sesuai perkuliahan sejak pertengahan Juli 2009.

Sebelumnya, para penerima beasiswa tersebut lolos seleksi tes yang meliputi tes TOEFL dengan nilai minimal 550 atau IELTS 6,5, tes akademik, wawancara pengetahuan dan kesungguhan. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009