Dampak dari PSBB membuat bahan baku daun kelapa sulit didapat
Jakarta (ANTARA) - Pengrajin ketupat di kawasan Pasar Palmerah Jakarta Barat kebanjiran pesanan jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

Meningkatnya pesanan ketupat, menurut para pengrajin, juga dipengaruhi juga oleh larangan mudik yang diberlakukan pemerintah pusat.

"Sudah jual sekitar 10.000 ketupat, dari pukul 02.00 WIB saja sudah habis. Saya sampai kewalahan melayaninya," ujar salah satu pedagang ketupat, Indro (28) di kawasan itu, Jumat.

Baca juga: Ide agar opor dan gulai saat Lebaran lebih menyehatkan

Baca juga: Lebaran segera tiba, ini tips agar ketupat awet

Baca juga: Lebaran, Yogi Hermawan rindukan lontong ketupat bikinan nenek


Indro mengaku telah berjualan ketupat sejak H-3 lebaran.

Tingginya permintaan membuat Indro terpaksa menaikkan harga ketupat hingga 80 persen dari harga normal, dari Rp15.000 per sepuluh ketupat, menjadi Rp25.000.

Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuatnya kesulitan menyetok bahan baku pembuatan ketupat, yang didatangkan dari beberapa daerah, salah satunya dari Banten.

Kesulitan distribusi daun kelapa untuk ketupat itu membuat permintaan masyarakat, tidak sebanding dengan persediaannya.

"Kalau permintaan ramai biasanya kami siapin banyak. Namun kalau sekarang kan stok bahanbakunya sedikit, ya jadi gini harganya juga ikut naik," ujar dia.


 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020