Jakarta (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengimbau agar media massa di Indonesia tetap kritis dan konsisten menjalankan prinsip jurnalistik dalam peliputan isu terorisme, terutama terkait operasi pengejaran teroris Noordin M Top.

Menurut Ketua AJI Jakarta Wahyu Dhyatmika di Jakarta, Kamis, media perlu menghindari pengambilan kesimpulan yang terburu-buru, pengabaian prinsip "check and recheck", dan kelalaian meminta konfirmasi kepada sumber berita yang kredibel dan otoritatif.

Hal tersebut, ujar dia, agar masyarakat selaku konsumen media bisa memperoleh haknya yaitu mendapatkan informasi yang akurat dan bisa dipercaya.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (12/8), memastikan bahwa buronan Noordin M Top lolos dari sergapan polisi yang dilakukan di Temanggung, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.

Sedangkan orang yang tewas tertembak dalam operasi penyergapan sebelumnya ternyata merupakan Ibrohim.

Sebelumnya, sebagian besar media massa telah sempat memberitakan tewasnya Noordin dalam operasi oleh Tim Densus 88 Mabes Polri.

Kesimpulan media diperoleh dari sumber berita yang anonim dan langsung dipublikasikan tanpa melalui proses verifikasi yang memadai.

Untuk itu, AJI Jakarta mengimbau redaksi media massa agar tetap kritis menyikapi informasi yang muncul dari sumber anonim. Informasi tersebut perlu ditindaklanjuti dengan melakukan reportase dan mewawancarai sumber-sumber terkait yang kredibel.

Semua informasi itu juga perlu dimintakan konfirmasi kepada pihak terkait untuk memenuhi prinsip keberimbangan dan imparsialitas.

AJI Jakarta juga menyerukan pihak kepolisian untuk senantiasa menjunjung tinggi transparansi dan menyediakan akses informasi yang memadai untuk jurnalis dalam kasus peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009