Balikpapan (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia berencana akan segera mendaftarkan diri ke sistem informasi Universal Networking Language (UNL).

"UNL itu merupakan sistem bahasa universal untuk jaringan, tetapi bukan hanya untuk internet tapi juga informasi langsung," kata Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional dan Kesenjangan Digital Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), Moedjiono di Balikpapan, Kaltim, Jumat.

Sistem bahasa universal dengan UNL tersebut dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan komunikasi apa saja dan langsung dapat diterjemahkan, katanya.

"Komunikasi tersebut akan langsung diterjemahkan secara otomatis dengan sistem UNL," kata Moedjiono.

Dia mengatakan guna merealisasikan hal tersebut saat ini, pihak Depkoinfo masih membicarakan di tingkat internal.

"Rencananya kita akan menggunakan ahli bahasa dan komputer dari Universitas Indonesia," kata Moedjiono.

Penggunaan sistem UNL yang beberapa negara sudah melaksanakannya, Moedjiono tambahkan merupakan hasil kesepakatan dari World Summit Information Society (WSIS) tahun 2003 dan 2004 di Jenewa.

"WSIS merupakan kesepakatan negara yang tergabung di PBB yang menyatakan bahwa dengan informasi kita akan sejahtera," kata Moedjiono, menjelaskan.

Saat ini ada enam bahasa negara yang masuk dalam sistem UNL dan merupakan bahasa yang ada di PBB yakni Inggris, Prancis, China, Arab, Spanyol dan Portugis.

Rencananya, bila sudah mendaftarkan sistem ke UNL itu, Indonesia juga akan menerjemahkan 13 bahasa daerah untuk masuk ke jaringan tersebut, katanya.

"Hal itu untuk mempermudah masyarakat Indonesia terutama di kawasan pelosok, dalam menerima informasi dan memajukan pembangunan," kata Moedjiono, menambahkan.

Sebanyak 13 bahasa daerah yang rencananya akan diterjemahkan adalah yang jumlah pengguna bahasa daerah tersebut di atas satu juta penduduk.

Diantaranya, bahasa Jawa, Sunda, Minang, Melayu, Batak dan Makassar.

"Keuntungannya bila bahasa tersebut dapat di akses ke seluruh masyarakat, tentunya masyarakat dapat mengembangkan kemampuannya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009