Hyderabad, India (ANTARA News) - Pebulutangkis Indonesia harus pulang dengan kepala tertunduk, setelah gagal meraih gelar pada Kejuaraan Dunia 2009 di Gachibowli Indoor Stadium Hyderabad, India, yang berakhir Minggu.

Pasangan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir yang menjadi harapan terakhir "Tim Merah Putih", bermain di bawah "form" terbaiknya dan menyerah 13-21, 17-21 dari ganda Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl.

Nova/Natsir yang menempati unggulan ke-2 gagal mempertahankan gelar yang diraihnya pada 2007 silam di Kuala Lumpur.

Hasil buruk tanpa gelar ini mengulang kegagalan para pebulutangkis Indonesia saat berlaga di Kejuaraan Dunia 2006 di Madrid, Spanyol.

"Ini hasil terbaik yang bisa diraih anak-anak, karena materi pemain yang ada sekarang kurang maksimal," kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh usai menyaksikan kekalahan Nova/Natsir.

Ia mengakui prestasi pebulu tangkis Pelatnas pada tahun ini jauh menurun dibanding 2008, karena hingga kini belum satu pun gelar bergengsi dari ajang turnamen super series diraih.

Bahkan saat Indonesia Super Series 2009 di Jakarta beberapa waktu lalu, pemain-pemain pelatnas juga tidak mampu merebut gelar juara.

"Setelah ini, kami akan segera melakukan evaluasi," tambah Lius Pongoh.

Sementara itu, Nova Widianto mengakui tidak bermain dalam kondisi terbaiknya dan gagal mengembangkan permainan seperti yang diharapkan.

"Mereka (pasangan Denmark) sedang dalam `top form-nya` dan terus menekan kami. Gerakan mereka juga sangat cepat dan sulit diantisipasi," ujarnya.

Liliyana Natsir menambahkan posisi peringkat yang lebih tinggi dibanding ganda Denmark, juga memberi beban tersendiri, meskipun tidak terlalu mempengaruhi permainan.

Selama pertandingan dua set, Nova/Natsir selalu tertinggal dalam pengumpulan. Bahkan pada set pertama, pasangan peringkat dua dunia harus tertinggal 0-8 dan 4-11, karena buruknya pertahanan.

Kondisi set kedua juga tidak jauh berubah. Nova/Natsir belum mampu lepas dari tekanan dan tertinggal jauh 12-19. Mereka sempat mengecilkan skor 16-19, sebelum akhirnya kalah 17-21.

"Luar biasa, kami tidak menduga bisa mengalahkan juara dunia dua kali dan merebut juara," kata Thomas Laybourn yang tampak tidak percaya bisa mempersembahkan gelar juara buat Denmark.

Negara ini terakhir kali merebut gelar juara dunia pada 2003 di Birmingham, Inggris, melalui pasangan ganda putra Lars Paaske/Jonas Rasmussen.

Thomas Laybour/Kamilla Rytter Juhl memang tampil luar biasa di kejuaraan dunia tahun ini. Datang sebagai unggulan ke-7, mereka mampu meruntuhkan ganda yang lebih difavoritkan.

Pada perempat final, Laybourn/Kamilla membekuk "seeded" ke-3 asal China, Zheng Bo/Ma Jin dan menjinakkan juara Olimpiade 2008 asal Korea, Lee Yong Dae/Lee Hyu Jung.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009