Tanjungpinang (ANTARA News) - Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Pulau Bintan, Kepulauan Riau, menyatakan, Noordin M Top, warga Malaysia yang diduga otak rangkaian teror bom di Indonesia, salah memahami jihad.

Mualim (guru agama) JAI Pulau Bintan, Nasrun Aminullah Muchtar, di Tanjungpinang, Minggu, mengatakan, Noordin tidak sepantasnya mengebom atau membunuh masyarakat di negara yang aman seperti Indonesia.

"Berjihad dengan cara kekerasan atau radikal tidak tepat dilakukan di Indonesia," ujar Nasrun.

Dia mengemukakan, Noordin adalah sosok yang salah memahami jihad.

Nasrun mengatakan, penerapan jihad pada saat ini lebih tepat dengan cara "perang pikiran" yaitu menciptakan ide-ide untuk mengalahkan pemahaman yang salah. Hal seperti itu telah dilakukan Ahmadiyah dengan menerjemahkan Al Quran ke dalam 100 bahasa sehingga bermanfaat bagi masyarakat Islam di dunia.

"Itu program Ahmadiyah dalam melakukan jihad untuk kebaikan manusia," katanya.

Ahmadiyah, kata dia, tidak mengajarkan jemaatnya untuk berbuat radikal sebagaimana yang dilakukan Noordin M. Top. Ahmadiyah justru mendorong pengikutnya untuk saling menghargai meskipun terhadap warga yang berlainan agama atau kepercayaan.

Ahmadiyah memerangi kejahatan dengan cara berdakwah dan menerbitkan tulisan-tulisan berdasarkan Al Quran dan sabda Nabi Muhammad SAW.

"Kami berkeinginan hidup damai," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009