Pangkalpinang (ANTARA News) - Menjelang peringatan HUT ke-64 Prolamasi Kemerdekaan RI, stok bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU Kota Pangkalpinang habis karena belum mendapatkan pasokan dari Pertamina.

Pantauan ANTARA, Senin (17/8) pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB, persediaan bahan bakar premium dan solar di sejumlah SPBU Kota Pangkalpinang seperti SPBU di Jalan Martadinata dan Ahmad Yani habis karena pasokan belum datang dari Pertamina.

Akibatnya, puluhan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat antre dan tidak mendapatkan bahan bakar menjelang upacara peringatan detik-detik HUT Proklamasi.

"Pasokan bahan bakar minyak habis karena pihak SPBU belum mendapatkan pasokan dari Pertamina," kata Yudi, karyawan di SPBU Jalan Martadinata Pangkalpinang.

Ia mengatakan, Pertamina akan memasok BBM ke SPBU setelah setelah selesai upacara peringatan detik-detik HUT Proklamasi.

"Kami kurang mengetahui secara pasti, kenapa Pertamina terlambat menambah pasokan BBM. Hanya hari ini saja Pertamina terlambat memasok BBM sedangkan hari sebelumnya pasokan lancar dan tepat waktu," ujarnya.

Menurut dia, SPBU Martadinata selalu mendapatkan pasokan premium sebanyak lima hingga enam kilo liter per hari dan pasokan selalu pada pukul 07.00 WIB sehingga tidak ada antrean di SPBU.

"Diperkirakan pasokan akan datang setelah selesai upacara peringatan HUT Proklamasi yang di gelar di Kantor Gubernur Babel dan di Lapangan Merdeka Pangkalpinang," ujarnya.

Bujang, salah seorang pengendara sepeda motor yang tidak mendapatkan BBM, mengaku, kesal karena sudah antre untuk mendapatkan bahan bakar kendaraan yang mulai habis.

"Saya sudah lama antre untuk membeli premium, pada saat tiba giliran ternyata karyawan SPBU itu menyatakan BBM habis," ujarnya.

Demikian juga yang dikatakan, A Kiu, pengendara motor lainnya, mengaku, terpaksa mendorong kendaraannya karena kehabisan BBM.

"Saya terpaksa mendorong motor ke tempat penjual BBM eceran, padahal saya sudah berharap akan mendapatkan BBM di SPBU dan ternyata BBM habis," keluhnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009