London (ANTARA News/Reuters) - Lima-belas pekerja Bulan Sabit Merah Yaman yang diculik pekan lalu telah dibebaskan, Palang Merah Internasional mengatakan Senin.

Para pengikut pemimpin gerilyawan Syiah Abdul-Malik al-Houthi menangkap para dokter, perawat, pejabat dan staf administrasi Bulan Sabit Merah itu dari sebuah kamp pengungsi, Kamis, gubernur provinsi Saada mengatakan pekan lalu.

"Mereka hanya ditahan selama beberapa jam, hal penting yang terjadi adalah sebuah mobil ambulans telah diambil dari mereka," kata seorang jurubicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jenewa. Mereka tidak terluka.

Penculikan telah menjadi biasa di Yaman, dan para sandera biasanya dibebaskan tanpa cidera. Namun pada Juni, sembilan orang asing telah diculik dan tiga dari mereka kemudian tewas. Gerilyawan membantah keterlibatan mereka.

Beberapa pejabat mengatakan gerilyawan di bagian utara negara itu telah menelantarkan sekitar 17.000 keluarga dari rumah mereka di provinsi Saada di Yaman utara, yang bergunung-gunung dalam pertempuran pekan lalu.

Konflik di tempat itu membara perlahan-lahan selama beberapa tahun tapi meningkat lagi, mendorong ICRC di ibukota Yaman, Sana,a, untuk menyampaikan keprihatinan akan warga sipil yang melarikan diri dari pertempuran terakhir itu.

"ICRC telah diperingatkan akan konfrontasi bersenjata di bagian utara Yaman, yang berlangsung dalam dua pekan terakhir," katanya.

"Ribuan orang telah melarikan diri dari rumah mereka untuk mengungsi sementara di gubernuran Saada dan Amran. ICRC mengkhawatirkan keselamatan orang-orang yang terlantar di dalam negeri, khususnya mereka yang berlindung di kamp-kamp di Saada, yang berada di dekat tempat pertempuran."

Beberapa pejabat mengatakan gerilyawan itu ingin memulihkan bentuk pemerintahan ulama yang lazim d Yaman hingga 1960-an. Kelompok itu mengatakan mereka membela desa-desa mereka dari tindasan pemerintah.

ICRC juga menyerukan dalam pernyataannya agar stafnya dihormati.

"Menurut hukum kemanusiaan internasional, lambang Bulan Sabit Merah dihormati selalu, dan staf, kendaraan serta instalasinya harus diselamatkan."

Semua 45 staf ICRC, termasuk lima staf internasional, sekarang berada di kota Saada dan bekerja sama secara erat dengan Masyarakat Bulan Sabit Merah Yaman.

Sumber pemerintah mengatakan Senin bahwa pasukan keamanan Yaman telah membunuh seorang pemimpin gerilyawwn Syiah dalam bentrokan baru di bagian utara negara Arab yang sebagian besar warganya agalah Muslim Sunni itu, tempat puluhan tentara dan gerilyawan juga tewas.

Pada Juli 2008, Presiden Yaman Ali Abdullah mengatakan empat tahun pertempuran yang kadangkala terjadi dengan gerilyawan itu telah berakhir dan pembicaraan akan menggantikan pertempuran.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009