Yogyakarta (ANTARA News) - Muh Jahri (70), pemilik rumah di Dusun Beji, Kedu, Temanggung, Jateng yang menjadi tempat bersembunyi tersangka teroris Ibrohim yang tewas ditembak aparat Densus 88 beberapa waktu lalu, bertemu dengan pimpinan Muhammadiyah.

Pertemuan antara Muh Jahri dan istrinya Endang dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Rosyad Sholeh serta Ketua Umum PP Aisyiyah Chamamah Soeratno berlangsung di salah satu ruangan gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Selasa.

Muh Jahri dan istri datang ke gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta sekitar pukul 12.50 WIB diantar empat orang dengan naik mobil milik Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung. Mereka disambut Rosyad Sholeh dan Chamamah Soeratno.

Mereka kemudian menuju salah satu ruangan di lantai dua untuk mengadakan pertemuan. Pertemuan berlangsung tertutup bagi wartawan.

Di tengah pertemuan, sekitar pukul 13.10 WIB, Din Syamsuddin menyusul masuk ruangan bergabung dengan mereka. Pertemuan berakhir sekitar pukul 14:30 WIB.

Din Syamsuddin mengatakan, pertemuan dengan Muh Jahri yang pernah ditangkap polisi karena diduga terlibat gerakan teroris itu merupakan silaturahmi dan bentuk perhatian Muhammadiyah terhadap anggotanya.

"Dalam pertemuan itu kami juga menyerahkan bantuan perlengkapan shalat dan uang kepada Muh Jahri dan istri," katanya.

Menurut dia, Muhammadiyah merasa prihatin atas penangkapan Muh Jahri yang diduga terlibat gerakan teroris. Meskipun akhirnya Muh Jahri dilepaskan karena memang tidak terbukti terlibat dalam gerakan teroris.

Ia mengatakan, sebenarnya Muhammadiyah telah menyiapkan tim pengacara menyusul penangkapan Muh Jahri untuk memberikan bantuan hukum dan pendampingan.

Ia mengatakan, sebagai seorang muslim dan orang desa yang lugu, Muh Jahri tidak bisa menolak tamu yang datang bersama keponakannya. Muh Jahri sama sekali tidak mengetahui siapa sebenarnya tamu tersebut.

"Muh Jahri yang pensiunan guru madrasah ibtidaiyah, kemudian diperbantukan mengajar di SMP Muhammadiyah 2 Kedu, adalah anggota Muhammadiyah yang memperoleh kartu anggota pada 2006," katanya.

Selain itu, Muh Jahri juga dikenal sebagai mubalig yang menjadi imam dan khatib masjid di Dusun Beji. Dakwah yang disampaikannya berisi pesan Islam yang menekankan "rahmatan lil alamin".

Muhammadiyah ikut prihatin dengan penangkapan Muh Jahri, apalagi rumahnya juga rusak. Seandainya pemerintah tidak membantu memperbaiki rumah tersebut, Muhammadiyah bersedia membantu memperbaiki atau membangun kembali.

"Namun saya pribadi menyarankan rumah tersebut tidak usah diperbaiki biar menjadi monumen sejarah, Muh Jahri dan keluarga mencari tempat tinggal lain. Siapa tahu nanti menjadi tujuan wisata perdamaian," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009