Kabul, (ANTARA News) - Serangan Taliban mengguncang Afghanistan, Selasa, dua hari sebelum pemilihan presiden yang bersejarah, sehingga merenggut sedikitnya 21 jiwa, saat satu roket menghantam kompleks presiden di Kabul.

Serangan itu, yang mengguncang jantung ibu kota Afghanistan, terjadi menyusul ancaman baru Taliban untuk menyabot pemungutan suara Kamis. Sebanyak 17 juta orang Afghanistan memenuhi syarat untuk memberi suara mereka, di tengah kekhawatiran yang meningkat bahwa mereka tidak datang ke tempat pemungutan suara, demikian dikutip dari AFP.

Namun koalisi pimpinan NATO menyatakan, meskipun terjadi lonjakan serangan gerilyawan, kurang dari satu persen tempat pemungutan suara menghadapi resiko diserang.

Satu bom mobil bunuh diri Selasa ditujukan kepada iring-iringan NATO di satu jalan padat kendaraan di dekat pangkalan militer AS dan pasar, menewaskan 10 orang termasuk seorang prajurit NATO dan melukai lebih dari 50 orang, kata beberapa pejabat.

"Menurut laporan yang diperbarui, mereka yang tewas adalah seorang anggota ISAF, tujuh warga sipil Afghanistan dan dua pegawai sipil Afghanistan di Misi Bantuan PBB di Afghanistan," kata NATO dalam satu pernyataan.

"Dua anggota ISAF dan 53 warga sipil Afghanistan juga cedera dalam peristiwa itu," kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan kekhawatiran mengenai kematian dua staf PBB dalam serangan bunuh diri kedua yang ditujukan kepada NATO di Kabul dalam dua hari.

"Secara tiba-tiba, saya mendengar suara ledakan kuat. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Saya melihat putra saya cedera. Saya harus segera membawa dia ke luar daerah tersebut," kata seorang pria Afghanistan yang pakainya berlumur darah kepada wartawan di tempat kejadian.

"Itu adalah serangan bunuh diri ... dengan sasaran rombongan pasokan buat pasukan asing," kata pejabat polisi Sayed Abdul Ghafar Sayedzada.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan atas penembakan roket ke ibu kota serta kota Jalalabad, Afghanistan timur, tempat sedikitnya 10 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, cedera.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009