Samarinda (ANTARA News) - Roni Pranata (18), pria yang ditangkap anggota Polsekta Sungai Kunjang, Samarinda, Rabu (19/8), karena mengaku sebagai teroris Noordin M Top, masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Polda Kaltim.

"Kasus ini telah kami serahkan ke Densus 88," ungkap Kapolsekta Sungai Kunjang, Ajun Komisaris Erlan Munaji kepada ANTARA News di Samarinda, Kamis.

Hingga Kamis sore, dua anggota Densus 88 terlihat masih terus melakukan pemeriksaan terhadap pemuda tanggung yang merupakan warga di Jl KH Harun Nafsi, Samarinda Seberang itu.

Roni terlihat lesu saat menjalani pemeriksaan di salah satu ruang Mapolsekta Sungai Kunjang sejak pagi hingga sore.

"Dia (Roni) mengaku sangat menyesali perbuatannya melakukan tindakan yang sangat meresahkan warga, khususnya kepada teman dekatnya yang ia kirimi pesan singkat," ungkap seorang anggota Polsekta Sungai Kunjang.

Terungkapnya kasus itu bermula dari laporan Septy Wiyana (17), warga Jl Flamboyan, Sungai Kunjang ke Polsekta Sungai Kunjang, Rabu (19/8) sore.

Wanita yang menjadi teman dekat Roni Pranata itu mengaku menerima sebuah pesan singkat (SMS) dari seseorang yang mengaku sebagai buronan teroris yang paling dicari polisi, Noordin Moh Top.

Dalam SMS tersebut, orang yang mengaku Noordin itu mengajak Septy Wiyana menjadi "pengantin" (pelaku bom bunuh diri) untuk meledakan Samarinda Central Plaza (SCP).

Septy Wiyana kemudian melaporkannya ke Pos Polisi Loa Buah yang selanjutnya meneruskan laporan itu ke Polsekta Sungai Kunjang.

"Pelaku (Roni) mengaku hanya iseng mengirimkan SMS itu kepada Septy Wiyana. Dia mengaku, telah menaruh hati kepada wanita itu sejak duduk di bangku SMU, namun sampai sekarang belum mendapat jawaban," ungkap seorang anggota penyidik Polsekta Sungai Kunjang.

Kepada polisi, Roni Pranata mengaku tidak menduga jika perbuatannya tersebut berakibat fatal.

"Pelaku ditangkap setelah sempat dipancing untuk menemui Septy Wiyana. Dia diminta datang ke Pos Polisi Loa Buah dan ternyata selang beberapa menit kemudian Roni Pranata langsung kami tangkap," ujar polisi tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009