Sukoharjo (ANTARA News) - Seorang buronan karena diduga terlibat terorisme, Bagus Budi Pranoto, menghilang dari rumahnya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah sejak petugas menggerebek tempat sembunyi teroris (Ibrohim), di Temanggung.

"Bagus masih terlihat ada di kampung ini pada Jumat (7/8) atau hari penggerebekan teroris di Temanggung, tetapi pada Sabtu (8/8) sudah menghilang dari rumahnya, " kata Ketua RT 01/RW IV Dusun Buntarejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jumadi, di Sukoharjo, Jumat.
Pihak kepolisian telah mengumumkan bahwa Bagus yang tinggal di dusun itu sejak 2007 dan menjadi anak angkat Jumadi itu, diduga terlibat pengeboman dua hotel mewah di kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada 17 Juli 2009.

Ia mengaku sempat kaget atas pengumuman pihak kepolisian itu yang diketahui melalui media massa.

Pada Jumat (7/8) sore, katanya, Bagus masih terlihat mengajar mengaji kepada anak-anak di Masjid Al-Hikmah di dusun itu, malam harinya shalat Isya berjemaah, dan memberikan pengajian kepada warga di masjid itu.

Namun, katanya, pada Sabtu (8/8) dirinya tidak terlihat shalat Subuh berjemaah di masjid itu.

"Kami merasa aneh karena biasanya dia bertindak sebagai imam saat shalat berjemaah di sini," katanya.

Selama ini, katanya, dia menunjukan sikap yang relatif baik kepada masyarakat setempat dan malah sering menjadi panutan warga.

"Tidak menunjukan sikap seorang teroris, dia dikenal santun, bahkan sering dijadikan panutan," katanya.

Ia mengatakan, isi pengajian yang disampaikannya juga terkesan tidak pernah tentang hal-hal yang terkait dengan jihad dan pemahaman agama yang terkesan sempit.

Tetapi, katanya, isi pengajiannya tentang ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam.

"Karena banyak warga di sini yang ibadah secara Islam tetapi juga masih melakukan ritual kejawen," katanya.

Seorang warga setempat yang tidak bersedia ditulis namanya menyatakan, masyarakat setempat tidak menyangka Bagus diduga terlibat kasus terorisme.

"Saya masih belum percaya orang yang berkepribadian santun dan selalu memberi contoh di kampung ini dituduh sebagai teroris," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009