Ternate (ANTARA News) - Tradisi salat tarawih Ramadan di masjid Kesultanan Ternate, Maluku Utara (Malut) yang sudah berlangsung ratusan tahun silam masih dipertahankan oleh para pengurus Masjid itu.

"Kami masih terus mempertahankan tradisi salat tarawih Ramadan di Masjid ini, karena selain untuk melestarikan warisan budaya para leluhur juga memiliki nilai filosofi tinggi," kata salah seorang tokah agama di Ternate, H. Ridwan di Ternate, Sabtu.

Tradisi salat tarawih Ramadan yang terus dipertahankan tersebut, di antaranya tidak menyertakan perempuan serta semua yang ikut salat tarawih di masjid itu harus memakai celana panjang dan penutup kepala (kopiah atau sorban).

"Menerut Ridwan persyaratan tersebut juga berlaku untuk salat wajib lima waktu di masjid itu. Persyaratan salat tarawih Ramadan di masjid yang dibangun sejak abad ke 12 itu konon merupakan satu-satunya di dunia.

Sejauh ini tidak ada masyarakat setempat, termasuk warga pendatang yang keberatan dengan salat Tarawih Ramadan di masjid Kesultanan Ternate tersebut, bahkan masyarakat sangat mendukung keputusan pengurus masjid untuk melestarikan tradisi itu.

Menurut Ridwan, filosofi dari tidak diizinkannya perempuan salat Tarawih, termasuk salat tarawih lima waktu di masjid itu adalah untuk menjaga kekhusukan para pria yang salat di mesjid itu.

Selain itu, juga untuk menjaga kesucian mesjid Kesultanan Ternate tersebut, karena kalau perempuan salat di masjid itu dan tiba-tiba datang bulan (haid) jelas akan mengurangi kesucian masjid itu.

"Sedangkan persyaratan memakai celana panjang bagi pria yang salat Tarawih Ramadan di masjid tersebut mengandung makna bahwa seorang pria yang memakai celana panjang saat berdiri salat, kedua kakinya menunjukan huruf Arab `lam alif` terbalik," katanya.

Huruf `lam alif` tersebut di maknai sebagai dua kalimat shahadat, jadi orang yang salat di masjid Kesultanan Ternate, bukan hanya rohaninya yang menghadap Allah SWT, tapi juga jasmaninya.

Sedangkan keharusan memakai penutup kepala saat salat Tarawih Ramadan di Masjid Kesultanan Ternate tersebut, menurut Ridwan, merupakan bentuk penghormatan kepada Tuhan yang maha kuasa.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009