Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Tony A Prasetyantono menyambut positif target pertumbuhan ekonomi yang disepakati Komisi XI DPR dan Pemerintah sebesar 5,5 persen.

"Sejak awal saya sudah tidak `sreg` dengan target 5 persen, mestinya memang 5,5 persen. Jadi saya setuju banget. Target semula 5 persen itu menunjukkan pemerintah tak punya visi, tak punya ambisi," kata kepala ekonom BNI tersebut kepada ANTARA di Jakarta, Selasa,

"Tanpa kerja keras pun, 5 persen relatif mudah dicapai. Kesannya pemerintah maunya santai saja. Nah, jika target 5,5 persen tampak harus ada ambisi untuk mencapainya," tambah dia.

Hal itu disampaikan Tony mengomentari hasil kesepakatan komisi XI DPR dan Pemerintah terkait asumsi RAPBN 2010, di mana pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,5 persen atau lebih tinggi dari usul pemerintah yang hanya sebesar 5 persen.

Tony meyakini target pertumbuhan sebesar 5,5 persen pada 2010 dapat tercapai dengan mendorong investasi.

Menurut dia, pada 2010 kredit perbankan dapat digenjot hingga minimal tumbuh 15 persen, karena suku bunga perbankan diperkirakan telah turun agresif, sehingga perbankan lebih ekspansif menyalurkan kredit.

Di sisi lain, Tony mengatakan pemerintah juga perlu mendorong infrastruktur, manufaktur dan pertanian, sehingga pertumbuhan menjadi berkualitas (diikuti dengan penyerapan tenaga kerja).

"Sekarang ini kan yang tumbuh 16 persen adalah sektor telekomunikasi dan transportasi, yang nota bene lemah daya serap tenaga kerjanya," katanya.

Sementara itu, Tony mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang diutarakan kepala pemerintahan mendatang, Presiden dan Wakil Presiden SBY-Boediono, juga sangat konservatif.

Ia menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen yang baru akan dicapai pada 2014 nanti tidak mencerminkan keinginan yang kuat pemerintah untuk menggenjot perekonomian.

"Target tujuh persen mestinya sudah bisa dicapai 2012. Jadi untuk 2014 mestinya lebih tinggi, minimal delapan persen. Pemerintah kelewat konservatif, ini tidak memberi gereget dan semangat pelaku ekonomi. Target harus agak ambisius, supaya kita semua bergairah," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009