Jakarta (ANTARA News) - "Ingin disayang isteri, ingin disayang isteri, coba minum air rendaman akar ini" kata seorang penjual obat-obatan tradisional khas Suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng).

Dengan suara lantang, seorang pemuda berkuncir ini selalu mempromosikan kepada siapa saja yang berada di depan masuk kantor Pos Besar Kota Palangkaraya, karena pemuda ini setiap hari menggelar dagangannya di lokasi tersebut.

Dibantu oleh seorang ibu, pedagang obat-obatan tradisional ini menggelar dagangan dengan cara mencolok persis di sisi masuk kantor Pos Besar itu.

"Bapak ingin sembuh dari penyakit liver minum air seduhan akar kuning ini, bapak ingin sembuh penyakit kanker minum air rebusan sarang semut. Tetapi kalau bapak ingin disayang isteri ambilah akar seluang balum," kata si pemuda seraya mengambil sepotong akar kayu sambil mengangkatnya ke atas kepala.

Beberapa pengunjung kantor Pos Besar tertarik dengan promosi penjual obat-obatan tradisional tersebut, salah seorang bapak menanyakan harga akar saluang balum tersebut dijawab oleh pedagang Rp50 ribu per potong.

"Ini terlalu mahal, biasanya saya beli hanya 20 ribu," kata Bapak tersebut. Setelah tawar menawar akhirnya satu potong akar kayu saluang balum itu dijual juga Rp20.000,.

Bapak tersebut ternyata bernama Darung, menceritakan mengenai khasiat akar tersebut yang menurutnya memang berkhasiat.

Darung warga asli Suku Dayak yang kini tinggal di Kota Palangkaraya, sebelumnya ia warga pedalaman yang sudah terbiasa mengonsumsi air rendaman akar saluang balum.

"Saya memang sudah sering minum air rebusan ini, selain meningkatkan gairah seks, air ini juga menguatkan pinggang, melancarkan air kencing, sekaligus badan rasanya enak setelah meminumnya," kata Darung.

Berdasarkan catatan, saluang balum (Lavanga sarmentosa (Blume kurz) memang satu jenis tanaman yang terdapat di hutan Kalteng yang sudah lama memunculkan mitos sebagai obat kuat lelaki, lantaran terbukti mengandung bahan yang mampu meningkatkan keperkasaan kaum lelaki tersebut.

Adanya senyawa di dalam tumbuhan saluang balum mampu meningkatkan vitalitas kaum lelaki setelah dilakukan penelitian seksama, kata Ketua Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya (Unpar), Kalteng, Prof. DR H.Ciptadi.

Ia menjelaskan, tumbuhan ini memang sejak lama dimanfaatkan warga Kalteng sebagai obat tradisional, yaitu untuk menyembuhkan sakit pinggang, sakit ginjal, dan sebagai menambah vitalitas.

Caranya hanya mengkonsumsi air rebusan dari akar tumbuhan saluang balum tersebut, tutur Doktor (S3) Kimia Biomolekul di ENSCM Universitas Montpellier II-Perancis, lulus tahun 2003 ini.

Melihat kenyataan itu, maka pihak Lembaga Penelitian Unpar mencoba melakukan penelitian terhadap tanaman yang cukup dikenal di wilayah Kalteng tersebut.

Tahap awal penelitian dilakukan isolasi, identifikasi dari akar tumbuhan saluang balum dengan ekstraksi menggunakan pelarut kloroform dan etanol yang dapat memisahkan komponen-komponen senyawa metabolit sekunder.

Selanjutnya dilakukan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui jumlah komponen senyawa yang ada pada kedua ekstrak tersebut, kemudian dilakukan pemurnian dengan kromatografi kolom.

Tahap berikutnya dilakukan uji bioktivitas dengan brine shrimp, dan untuk senyawa yang aktif akan dilakukan penelitian tahap berikutnya yaitu uji pra klinik dengan spektroskopi IR, UV,MS, 13 C-NMR dan 1 H-NMR, tuturnya.

Berdasarkan uji fitokimia kandungan metabolit sekunder untuk kedua ekstrak tersebut adalah positif untuk steroid dan flavonoid, dan dari analisis brine shrimp dari kedua ekstrak tersebut menunjukkan senyawa aktif dengan Lc 50 < 100 g/ml.

Penelitian ini masih terus dilanjutkan untuk membuat formula yang tepat dan kemungkinan ditambahkannya tumbuhan yang lain, yang dapat mendukung khasiatnya.

Menurut dosen Senior Unpar yang juga lulus Magister (S2) Biokimia di Institut Teknologi Bandung tahun 1991 ini, pemanfaatan akar saluang tersebut cukup dengan merebusnya setiap hari segelas air rebusan.

Tidak boleh meminumnya secara berlebihan, sebab kalau berlebihan bisa membahayakan kesehatan pula, tutur dosen kelahiran Sukoharjo (Solo), 13 Janujari 1960 itu.

Menurutnya beberapa obat tradisional yang berasal dari tumbuhan Kalteng di antaranya saluang balum telah menjalani proses penelitian, sehingga dapat dipastikan kegunaannya, dan dapat dilaporkan.

Guru besar bidang biokimia/kimia organik Unpar ini menyayangkan pasak bumi berasal dari Pulau Kalimantan ini justru lebih duluan dipatenkan oleh orang Amerika.

"Kasus pasak bumi dipatenkan orang Amerika ini tidak boleh lagi terjadi, karena itu kita harus rajin dan tekun melakukan penelitian mengenai tumbuhan berkhasiat dan sejenisnya,"katanya.***5*** (*)

Oleh Oleh Hasan Zainuddin
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009