Orang tua yang sejauh ini sangat penting bagi karier saya.
Buriram, Thailand (ANTARA) - Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu," demikian sabda Rasulullah Saw. seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Pebalap Indonesia Rheza Danica Ahrens meyakini bahwa restu ibu memberi andil dalam setiap prestasi yang direngkuhnya, termasuk ketika menjadi juara Asia Road Racing Championship (ARRC) 2023 kelas Asia Production 250 (AP250) di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, Minggu (3/12).

Setelah gagal mengunci gelar lebih cepat pada balapan pertama, Sabtu (2/12)--karena ia meraih hasil yang tidak lebih baik dari pesaing juara satu-satunya yang juga merupakan rekan satu timnya di Astra Honda Racing Team (AHRT), Herjun Atna Firdaus, yaitu posisi keenam dan Herjun di posisi keempat-- pembalap 25 tahun itu terpaksa menunda senyum semringahnya.

Balapan pertama yang selesai dalam cuaca cukup terik dengan embusan angin sepoi-sepoi itu, pewarta ANTARA menemui Rheza yang baru saja menunaikan shalat Ashar. Ia masih membawa peci dan sarung.

Mungkin saja setelah shalat ia meminta petunjuk untuk balapan keesokan harinya, Minggu (3/12) dan Tuhan mungkin saja mengarahkan untuk menghubungi ibunya. Pesan yang ia ingat dan tampak sangat lekat di ingatannya adalah membalap dengan tenang menuju jalan juara.

“Kalau yang aku ingat dari Mama sih, yang penting tenang aja,” kata Rheza ketika ditemui setelah mengunci gelar juara pada balapan kedua di Sirkuit Internasional Chang.

Pesan itu tertanam dengan kuat di ingatannya, juga hatinya, saat balapan kedua yang dimulai pukul 14.15 waktu Buriram (sama dengan WIB) itu.

Saat lampu merah padam tanda balapan dimulai, Rheza memacu gasnya untuk bersaing di grup depan yang diisi 10 pebalap termasuk dirinya dengan Herjun.

Pada balapan kedua ini, Herjun harus keluar sebagai pemenang untuk juara, sambil berharap Rheza finis tak lebih baik dari posisi ke-12. Sementara Rheza yang unggul 20 poin hanya membutuhkan setidaknya finis di posisi ke-10 dengan raihan 6 poin, apa pun hasil dari Herjun.

Ambisinya pada awal-awal lap adalah mengincar podium. Tekadnya begitu menggebu-gebu untuk menjemput juara dengan raihan sempurna, walaupun pada saat sama ada risiko terjatuh dan malah bisa kehilangan gelar juara yang sudah di depan mata. Karena, pada saat itu, grup pebalap yang bersaing dengannya cukup agresif dan beberapa kali saling bersenggolan.

Memasuki setengah lebih jalannya balap, pesan ibunya mengetuk hati Rheza. Ia tersadarkan kata-kata dari sang ibu yang memintanya membalap dengan tenang. Karena, ia hanya butuh 6 poin untuk mengunci gelar keduanya di AP250.

Rheza lalu sedikit mundur pada posisi di bawah lima besar, untuk melihat dari belakang persaingan ketat pembalap yang merebutkan podium utama yang juga diperebutkan oleh Herjun.

Saat itu ia terlihat tumbuh menjadi pebalap yang lebih “perkasa”, membuang semua egonya yang semula bernafsu untuk mengincar podium demi menggapai capaian yang lebih tinggi, yaitu juara paripurna.

Hingga kemudian, ia finis di posisi kedelapan setelah membalap dengan tenang. Sementara Herjun yang ngotot sejak awal, finis di posisi kedua.


Pebalap Indonesia Rheza Danica Ahrens memeluk salah satu tim balapnya setelah menjuarai Asia Road Racing Championship 2023 kelas Asia Production 250 di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, Minggu (3/12/2023). ANTARA/Zaro Ezza Syachniar/am.

Ia tersenyum lepas. Ketika sepeda motornya masuk ke pit lane tempat motor para pemenang dijejer, ia tak sanggup menahan air mata. Ucapan selamat menghampirinya. Ia memeluk erat-erat beberapa personel tim mekaniknya, yang berjasa mengantarkannya melaju sejauh ini.

Bahwa yang namanya berlebihan itu tidaklah baik, Rheza sudah tahu betul. Pesan untuk membalap dengan tenang dari mamanya membuatnya bersikap bijaksana.

Rheza dan Herjun saling berpelukan, saling berucap terima kasih satu sama lain atas prestasi yang ditorehkan. Siang itu, ketenangan balap Rheza membuahkan kebahagiaan.

Tidak hanya bagi dirinya dan bagi AHRT, tapi juga untuk Herjun,  rekan setimnya, yang selepas membalap ditemui pewarta dengan gelagat tubuh yang lebih rileks dan tertawa lepas karena mengakhiri musim dengan naik podium.

“Pada awal balap saya juga ingin naik podium karena start cukup bagus, di rombongan depan juga bisa dapat ritmenya. Sampai di pertengahan balap aku lihat di sign live board ada sign group, ada sekitar 9-10 pebalap. Saya pikir itu grup yang besar. Sampai lap terakhir aku melihat masih sama, ya saya pikir juga penting buat championship,” katanya.

Rheza tak lupa petuah mamanya. Setelah balapan, ia segera mengambil ponsel untuk memberikan kabar baik bagi kedua orang tuanya.

“Sudah (menghubungi orang tua), papa sama mama, pertama langsung kasih kabar juga, kasih selamat. Keluarga sih paling pertama,” ucap Rheza.

Tentang siapa yang sangat mempengaruhi karier balapannya, Rheza tanpa basi-basi dan dengan bangga mengakui peran kedua orang tuanya itu begitu berarti bagi karier membalapnya sampai usia 25 tahun ini.

“Ya kalau yang paling berpengaruh tentunya mama sama papa yang dari awal banget, dari nol, istilahnya privater-lah, bisa sampai sekarang. Tentunya saya juga masih perlu masukan dari mereka juga. Orang tua yang sejauh ini sangat penting bagi karier saya,” tutupnya.


Terasa spesial

Meraih juara di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production (AP250) sebanyak dua kali, 2018 dan 2023, Rheza memilih untuk menjadikan juara tahun ini sebagai yang paling dikenangnya.

Alasannya, karena setiap balapan sangat kompetitif, sampai-sampai gelar juara ditentukan pada seri pamungkas pada balapan kedua di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand.

Memulai balapan dengan selisih 20 poin dari Herjun Atna Firdaus, Rheza berhasil menjaga defisit poin lebih banyak sampai akhir balapan dari rekan setimnya itu untuk menggenggam juara. Pada balap terakhir itu Rheza finis di posisi kedelapan, sedangkan Herjun di posisi kedua. Akan tetapi tambahan 8 poin sudah cukup bagi Rheza mengunci gelar 2023 dengan raihan total 206 poin, menjaga jarak delapan poin dari Herjun sebagai runner-up.

Pada musim ini, Rheza juga mendapatkan perlawanan tambahan dari rekan setimnya yang lain yaitu Veda Ega Pratama yang onfire dari beberapa seri yang dilombakan.

Kompetitifnya persaingan itu tidak dirasakan Rheza pada 2018 ketika ia tampil dominan dan telah menyegel gelar juara saat ARRC memasuki seri kelima dari enam seri yang dilombakan, di Sirkuit Sentul, Bogor, Indonesia. Saat itu, Rheza mengunci gelar dengan podium satu dan podium dua dari dua balapan.

Pada seri 2018, ia merasakan benar-benar dominan karena sebelum putaran akhir sudah dapat overall champions, bisa mengunci gelar di Sentul.

Ia mengungkap bahwa pemotongan 1.000 revolution per minute (RPM) di motor CBR250RR miliknya, Herjun, dan Veda sejak seri tiga di Sirkuit Sugo, Jepang, juga membuatnya berjuang lebih keras untuk terus meraih titel juara.

Pemangkasan RPM ini diberlakukan kepada AHRT di kelas AP250 untuk menciptakan persaingan kompetisi yang lebih seimbang. Hal ini membuat Rheza tampil habis-habisan di setiap balapan agar tetap berada di jalur juara.

Sempat kesulitan dengan adanya pemangkasan RPM, namun berkat kerja kerasnya, tim, dan doa orang tua, itu membuatnya selalu dikaruniai keberuntungan mendapatkan poin-poin krusial untuk terus ada di jalan juara.

“sebenarnya dari tahun lalu juga merasakan (pemangkasan RPM), tapi cuma 500. Kebetulan tahun ini di round 3 malah langsung dapat 1.000. Awalnya agak susah juga sih, feeling-nya agak harus maksa juga di atas sepeda motor menutupi kekurangan dari cutting RPM. Tapi, dari tim juga ngasih setting-an, kasih masukan juga biar tetap bisa bersaing di grup atas,” ucap pembalap 25 tahun itu.

“Mungkin keberuntungan buat saya juga tahun ini bisa tetap berada di zona poin yang bagus terus di race terakhir ini bisa finis di dua race,” tambahnya.


Harumkan Indonesia

Untuk musim balap ke depan, Rheza masih enggan membuka masa depannya lebih dalam setelah menjuarai Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production 250 (AP250) untuk kedua kalinya.

Entah tetap di ARRC atau kompetisi lainnya, entah masih di kelas AP250 atau naik kelas ke yang lebih tinggi, dan entah tetap di Astra Honda Racing Team atau berlabuh ke tim lain.

Ada ungkapan bahwa “mempertahankan lebih sulit daripada meraihnya”. Yang pasti, apa pun yang terjadi pada tahun depan, pebalap asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, itu akan terus memacu dirinya untuk berprestasi, mengharumkan Indonesia di kancah balap motor dunia.

Masih ada target pencapaian lain yang ingin diwujudkan Rheza setelah meraih  prestasi puncak pada tahun ini.











 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023