PBB, New York, (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB pada Kamis memutuskan memperpanjang mandat pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang juga mencakup kontingen TNI untuk satu tahun ke depan.

Perpanjangan mandat itu dimaksudkan untuk membentuk lingkungan baru yang strategis di Lebanon selatan.

Keputusan tersebut dicapai dalam sidang DK-PBB yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, yang dipimpin oleh Philip John Parham --Wakil Dubes Inggris untuk PBB-- sebagai Presiden Dewan Keamanan bulan Agustus.

Sidang yang diikuti 15 negara anggota PBB --lima anggota tetap dan 10 anggota tidak tetap-- menghasilkan Resolusi 1884, yang menyatakan bahwa "Dewan Keamanan menyambut baik "perluasan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi antara UNIFIL dengan Angkatan Bersenjata Lebanon".

Dewan Keamanan juga "mendukung tercapainya peningkatan lebih lanjut tentang kerja sama ini."

Melalui resolusi, ke-15 anggota PBB menegaskan kembali imbauannya agar semua pihak terkait menghormati penghentian permusuhan antara Israel dengan Hizbullah, yang terlibat konflik sejak tahun 2006.

Dewan Keamanan juga meminta semua pihak untuk mematuhi bBlue line`-- di perbatasan wilayah mereka.

UNIFIL dibentuk tahun 1978 dengan tugas untuk memastikan bahwa wilayah antara blue line dan Sungai Litani di Lebanon selatan bebas dari persenjataan, pasukan dan aset-aset yang tidak memiliki izin.

UNIFIL juga ditugaskan untuk bekerja sama dengan pasukan pemerintah Lebanon dalam menjalankan tanggung jawab mereka memelihara keamanan.

Sementara itu, ketika berbicara kepada wartawan, Parham mengatakan bahwa pengesahan resolusi tersebut menunjukkan dukungan penuh Dewan Keamanan terhadap tugas mulia yang sedang dijalankan UNIFIL di Lebanon.



TNI

UNIFIL yang bermarkas di Naqoura, Lebanon selatan, saat ini dipimpin oleh Mayor Jenderal Claudio Graziano dari Italia dan berkekuatan 12.030 personel militer, yang merupakan umbangan dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Indonesia telah mengirimkan pasukannya ke Lebanon untuk bergabung dengan UNIFIL sejak tahun 2006.

Saat ini jumlah pasukan Indonesia di wilayah itu mencapai 1.245 personil, baik di darat maupun laut.

Sebagai bagian dari UNIFIL, pasukan Indonesia ditempatkan di Sektor Timur Garis Biru (wilayah netral yang ditentukan PBB), satu sektor dengan kontingen batalion India, Nepal, dan Spanyol.

Di sektor tersebut, pasukan Indonesia tersebar di tiga titik wilayah, yaitu tiga kompi di markas batalion Indonesia di Adhsit al Qusayr, satu kompi di El Adeisse UN-963 dan satu kompi lainnya di UN 8-33 atau disebut juga Posisi PBB di Syeh Abbad Tomb.

Posisi pasukan Indonesia di titik UN 8-33 berbatasan langsung dengan menara pengawasan Israel.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009