Roma, (ANTARA News) - Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, Ahad akan bertolak ke Libya pada saat Tripoli masih melakukan sambutan bak pahlawan kedatangan terpidana pembom Lockerbie, Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi.

Kunjungan Berlusconi itu akan menandai setahun sejak Italia dan Libya mencapai perjanjian persahabatan, yang bertujuan untuk membalik halaman atas perseteruan sengit berkaitan pendudukan dan pemerintahan kolonial Roma terhadap negara Afrika Utara itu dari 1991 sampai Perang Dunia II, demikian dikutip dari AFP.

Pembebasan Megrahi dari penjara Skotlandia Kamis lalu memicu reaksi marah Amerika Serikat, dan tuduhan-tuduhan bahwa pembebasan itu adalah bagian dari kesepakatan untuk memperkokoh perdagangan, serta konsesi-konsesi lain dari Libya yang kaya minyak.

Libya menjadi negara yang direndahkan internasional setelah pemboman Lockerbie 1988, namun hubungan-hubungan mulai mencair ketika negara itu setuju untuk membayar kompensasi kepada para korban pemboman pesawat itu pada 2003.

Presiden Libya Moamer Kadhafi juga meninggalkan kegiatan terorisme dan menyatakan dia berhenti mendapatkan senjata-senjata perusak massal, dan mendesak dicabutnya sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Kadhafi yang selalu tampil cemerlang memuji pemerintah Skotlandia atas kebijakannya membebaskan Megrahi, dan dalam menghadapi penentangan pemerintah AS.

Beberapa surat kabar Libya memuat foto-foto kepulangan Megrahi, satu-satunya orang yang dituduh terlibat dalam pemboman pesawat Pan Am di atas kota Skotlandia, Lockerbie, yang menewaskan 270 orang, termasuk 180 warga Amerika.

Televisi menampilkan tayangan Kadhafi memeluk terpidana pelaku pemboman itu.

Meskipun AS marah atas pembebasan Megrahi, Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini Rabu mengatakan, bahwa Washington `tidak seluruhnya prihatin` atas rencana kunjungan Berlusconi ke Tripoli Ahad.

AS memandang Roma sebagai pemain `peranan penting dengan Libya, terutama untuk mengatasi sikap-sikap tertentu Kadhafi`, kata Frattini.

"Saya pribadi membenarkan Menlu AS Hillary Clinton bahwa AS tertarik untuk mencairkan hubungan dengan Libya," kata Frattini.

Kunjungan ini terjadi pada menjelang peringatan ke-40 tahun kudeta yang membawa Kadhafi berkuasa di Libya, Selasa, suatu peristiwa yang dihindari oleh para pemimpin Barat.

Baik Rusia dan Prancis segera membantah klaim-klaim bahwa kepala negara mereka akan hadir dalam acara itu.

Kadhafi melakukan kunjungan kenegaraan ke Italia Juni lalu. Dalam kesempatan itu dia memeluk tuan rumahnya. Kunjungan tersebut dinilai kontroversial sejak awal, ketika pemimpin Libya tersebut tiba dengan pin bergambarkan foto tokoh yang ditahan tentara Italia dan mereka gantung pada 1931, di dadanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009