Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Tony A Prasetyantono mengatakan, jabatan menteri keuangan (menkeu) dan menteri koordinator (menko) perekonomian sebaiknya dijabat oleh orang yang sama.

"Menkeu dan menko sebaiknya dijabat satu orang, karena menteri keuangan dan menteri koordinator perekonomian itu punya kedekatan. Menteri keuangan itukan yang memiliki APBN dimana terdapat belanja negara yang mencapai Rp1.000 triliun, sedangkan menko itu yang mengkoordinasikan dalam pembelanjaan dana tersebut ke berbagai kementrian dan lembaga negara lainnya," katanya kepada ANTARA, Jumat.

Ia mengungkapkan, kedekatan ini menjadi alasan kuat, sebab dengan demikian belanja negara dan distribusinya serta penanganan perekonomian akan lebih efisien dan lebih baik. Sedangkan untuk membantu menteri tersebut, maka diangkat wakil menteri yang tidak duduk di kabinet.

Menurut dia, komposisi seperti ini telah dilakukan oleh Jepang dan juga Amerika Serikat (AS) semasa Presiden Bill Clinton. "Dulu semasa Bill Clinton, menkeunya di jabat oleh Robert Rubin sedangkan wakilnya oleh Lawrence Summers yang kemudian menggantikan Rubin menjadi menkeu," katanya.

Ia mengatakan, untuk kasus Indonesia saat ini, komposisi ini dirasa tepat. Menurut dia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki seluruh kemampuan yang dibutuhkan untuk menjabat posisi seperti saat ini yaitu menjabat sebagai menkeu maupun menko.

Kalau menkeunya Sri Mulyani sedangkan menkonya orang lain, maka saat ini sulit mencari orang yang memiliki kemampuan setara dengan Sri Mulyani.

"Dulu ada Pak Boed (Boediono) yang disegani, tapi saat ini saya kira tidak ada yang bisa memiliki kemampuan komplit, baik kemampuan dan keahlian ilmunya, kepemimpinan, dan komunikasi yang memiliki artikulasi dengan baik. Kalau cuma pintar ada, tapi kemampuan lainnya, saya kira tidak. Khawatirnya nanti justru menkonya tak sejalan," katanya.

Menurut dia, Anggito Abimanyu yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan pantas untuk menduduki jabatan wakil menteri tersebut. "Dua orang ini saya kira klop, mereka telah bekerja sama selama ini," katanya.

Sementara itu, menurut dia, selain menko dan menkeu, maka sebaiknya perindustrian dan perdagangan juga digabungkan kembali seperti semula yaitu menteri perindustrian dan perdagangan.

"Karena perindustrian itu pohonnya dan perdagangan itu cabangnya, jadi sebaiknya satu atap, biar kebijakannya klop, tidak bertentangan," katanya.

Untuk menduduki jabatan ini, menurut dia, menteri perdagangan saat ini masih dirasa pas. "Bu Marie saya kira tepat untuk menjabat lagi, karena kinerjanya yang cukup baik, disatu sisi punya keahlian dibidangnya, punya kemampuan untuk mengkomunikasikan," katanya.

Sedangkan posisi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan sebaiknya juga dijabat oleh profesional yang memiliki keahlian dibidang ini. "Saya kira Raden Pardede pantas untuk itu, karena dia punya keahlian dan kemampuan di bidang itu," katanya.

Menurut dia, menteri-menteri ekonomi di masa mendatang sebaiknya berasal dari para profesional yang memiliki kemampuan dan keahlian dibidangnya, memiliki jiwa kepemimpinan serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

"Jangan diserahkan kepada orang-orang partai, atau mereka yang hanya pintar, karena ini kan mengurus negara yang tidak hanya butuh kepintaran tapi juga kepemimpinan dan keahlian untuk mengkomunikasikan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009