Makassar (ANTARA News) - Koleksi Al Quran raksasa Masjid Raya Makassar yang ditempatkan di mimbar imam masjid terus dikunjungi warga Makassar sejak kedatanganya, Rabu (26/8) hingga Sabtu (29/8).

Al Quran terbesar di Indonesia Timur ini begitu menyita perhatian warga Makassar sehingga hasil coretan tangan KH Ahmad Faqih Muntaha bersama santrinya dari Yayasan Al Asy`ariah Jawa Timur ini terus dikunjungi untuk melihat ukurannya, dengan besar 1 x 1,5 meter persegi dan berat 584 kilogram.

Pengunjung dari berbagai kalangan dan usia ini terlihat begitu takjub melihat tulisan ayat-ayat dan hiasan pinggir-pinggir kitab suci ini sehingga banyak warga yang mengabadikannya dengan berpose di dekatnya Quran ini dari ponselnya atau kamera digital yang dibawanya

Salah satu warga dari jalan Cendrawasih Makassar, Mutmainnah, mengungkapkan jika dirinya datang ke Masjid ini untuk melihat Quran terbesar di Indonesia Timur ini. "Saya awalnya dengar dari teman-teman. Jadi saya kesini untuk melihatnya. Ternyata memang besar, " ungkapnya.

Al Quran yang didatangkan dari Yogjakarta, Jawa Timur ini merupakan wakaf dari tokoh masyarakat Sulawesi Selatan yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Aksa Mahmud.

Bagian Kesekretariatan Masjid Raya, Ambo Saka, di Makassar, mengungkapkan jika Al Quran ini akan dipajang di ruangan mimbar imam selama bulan Ramadhan dan memang untuk diperlihatkan kepada semua warga Makssar.

"Buat kami yang terpenting warga tidak mengotori atau membuatnya rusak, " imbaunya

Menurutnya, sejak datangnya Al Quran ini banyak orang yang begitu antusias membuka lembaran-lembarannya untuk melihat dan membaca secara sepotong-sepotong ayat-ayat yang kebetulan dibukanya. "Mereka datang saat-saat siang dan sore atau malam usai orang shalat, " sambungnya

Selain koleksi Al Quran yang dipesan khusus sejak tahun 2008 ini, juga didatangkan tempat dan bangku Quran yang terbuat dari kayu jati. "kayu jati memiliki kualitas yang terbaik, karena pembuatnya menjemur kayunya selama tujuh bulan, " tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009