Berlin (ANTARA News) - Israel menerima pertukaran tawanan dengan kelompok Hamas. Pertukaran yang diperantarai-Jerman itu bertujuan agar serdadu Israel, Gilad Shalit, dibebaskan. Namun,  mingguan Jerman Der Spiegel dalam edisinya yang akan terbit hari Senin menyebutkan kelompok Hamas belum memberi tanggapan.

"Dinas rahasia Jerman belum lama ini telah mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Israel dan Hamas. Tujuannya adalah untuk memperoleh pertukaran Gilad Shalit dengan beberapa ratus tawanan Palestina," jelas Der Spiegel seperti dikutip AFP.

Pemerintah sayap kanan Israel pimpinan PM Benyamin Netanyahu telah menerima usulan untuk membebaskan 450 tawanan Palestina dan Hamas memiliki waktu hingga awal September untuk menanggapi, kata Der Spiegel, tanpa menyebut sumbernya.

Shalit ditangkap oleh sejumlah gerilyawan garis keras Palestina termasuk dari Hamas pada Juni 2008. Upaya Mesir berulang kali untuk memerantarai perjanjian pertukaran tawanan telah gagal.

Mesir menuduh Israel mengubah ketentuannya ketika sudah hampir mencapai perjanjian.

Perjanjian Jerman menyerupai usulan Mesir: Israel akan membebaskan kelompok pertama tawanan, Shalit akan dibawa melintasi perbatasan dari Gaza ke Kairo, dan  lebih banyak tawanan Palestina akan dibebaskan.

Radio Israel melaporkan bahwa seorang pejabat senior Jerman belum lama ini di Israel dan Mesir dengan harapan akan mensahkan persetujuan itu.

Jerman pada 2004 memerantarai perjanjian antara Israel dan gerakan Syiah Lebanon Hizbullah tentang pertukaran seorang pengusaha Israel dan kerangka tiga tentara Israel n dengan lebih dari 400 tawanan Arab.

Seorang kopral yang saat it berusia 19 tahun, Shalit,  ditangkap oleh gerilyawan dari Hamas dan dua kelompok lebih kecil yang menerobos  terowongan keluar dari Gaza pada 25 Juni 2006. Mereka menyerang sebuah pos militer dan menewaskan dua tentara lainnya.

Shalit, yang sejak itu dinaikkan pangkatnya menjadi sersan staf, dipercaya ditahan di suatu tempat di Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas dengan merebut kekuasaan dua tahun lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009