Damaskus (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Presiden Suriah Bashar Al-Assad, Senin, selama taklimat bersama dengan Presiden Siprus Dimitris Christofias, menyebut tuduhan Irak bahwa Suriah terorisme adalah bersifat politis dan tak bermoral.

Kedua presiden mengadakan pembicaraan, Senin, mengenai hubungan bilateral, kerja sama saling menguntungkan, proses perdamaian Timur Tengah dan masalah regional lainnya.

"Kami mengadakan pembicaraan yang positif dan sepakat untuk memajukan hubungan bilateral di bidang politik, ekonomi, budaya dan sosial," kata Bashar.

Christofias mengatakan kepada wartawan sembilan kesepakatan akan ditandatangani sebagai bagian dari kunjungannya ke Suriah, lalu menyatakan perdamaian regional tak dapat dicapai tanpa pengembalian Dataran Tinggi Golan dan berdirinya negara Palestina merdeka.

Sementara itu, ketika diminta mengomentari ketegangan Irak-Suriah, Bashar berkata, "Alasan sesungguhnya bagi masalah itu sudah jelas, ketika Suriah dituduh membunuh orang Irak sewaktu menampung 1,2 juta orang Irak, ini tentu saja sudah menjadi kewajibannya, lalu ini tak lebih dari tuduhan yang tak bermoral."

Presiden menegaskan, Suriah telah memerangi terorisme selama beberapa dasawarsa sementara negara lain di dalam dan luar wilayah itu mendukung semua teroris itu.

"Ini adalah tuduhan politik, ketika Anda dituduh mendukung terorisme sementara tak ada bukti yang dapat membuktikannya, maka ini tak sesuai dengan logika hukum juga."

Hubungan Irak dan Suriah memburuk setelah Baghdad menuduh Damaskus menampung para tersangka pemboman besar, yang mengincar berbagai kementerian pemerintah di Baghdad pada 19 Agustus. Damaskus menyatakan Suriah menghendaki bukti dari Baghdad.

Ketegangan tersebut meningkat pada 25 Agustus, ketika kedua negara menarik duta besar mereka masing-masing. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009