Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan September akan menjadi puncak inflasi untuk keseluruhan 2009, untuk itu pemerintah diminta waspada.

"Inflasi September klimaksnya, kalau pemerintah tidak bisa mengelolanya, bisa jadi sulit untuk target empat persen," katanya di Jakarta, Selasa.

Menurut Rusman, puncak inflasi biasanya terjadi di bulan-bulan puasa dan lebaran yang pada tahun ini jatuh di pekan terakhir Agustus dan September. Menurut dia, tekanan inflasi telah tampak dalam sepekan pertama bulan puasa yang jatuh pada akhir Agustus tersebut.

Hal ini terlihat dari inflasi di bulan Agustus yang menyentuh 0,56 persen sehingga mendorong inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) sebesar 1,22 persen dan secara tahunan (YoY) 2,75 persen.

"Membuat inflasi untuk pertama kalinya dalam 2009 ini tembus di angka satu persen," katanya.

Padahal, menurut dia, pada September masih menyisakan dua pertiga puasa ditambah lebaran. "Ini tentunya akan memicu tekanan inflasi yang lebih besar dibandingkan bulan Agustus," katanya.

Ia menambahkan, bila pemerintah tidak berhati-hati maka inflasi empat persen sulit terlaksana, meski Inflasi tetap akan berada di sekitar 4-5 persen.

Menurut dia, inflasi di September terutama dipengaruhi oleh adanya permintaan masyarakat yang meningkat seiring dengan pelaksanaan bulan puasa dan lebaran. Terutama pada harga sembilan bahan pokok.

"Pengamanan bahan pokok itu sangat perlu, sebab saat ini meski suply masih mencukupi tapi kalau distribusinya terhambat juga tetap memicu inflasi," katanya.

Selain itu, juga adanya peningkatan harga-harga komoditas di luar negeri seperti gula yang juga akan membuat tekanan terhadap inflasi.

Begitu pula dengan harga LPG yang telah mulai merangkak naik karena wacana peningkatan harga yang telah beredar.

"Wacana ini telah membuat para distributor atau peretail dibawahnya menaikan harga terlebih dahulu untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan memperoleh laba, sehingga harga LPG belum dinaikan, tapi di masyarakat harga telah mulai merangkak naik," katanya.

Untuk itu, menurut dia, sebaiknya pemerintah mulai memikirkan untuk mengantisipasi kelangkaan pada jalur distribusinya agar tidak membuat harga barang menjadi lebih mahal.

Disisi lain, menurut dia, kenaikan harga LPG pada tabung 12 Kg kemungkinan juga kan memicu terjadinya perpindahan ke tabung 3 kg yang masih di subsidi pemerintah.

Bila pemerintah tidak mengantisipasi hal ini, maka akan memicu kelangkaan untuk tabung gas 3 kg karena permintaan yang kuat.

"Yang paling penting saat ini distribusi," katanya.

Sementara itu, untuk September 2009 ini, inflasi diperkirakan tidak seberat September 2008 yang mencapai 0,97 persen.

"Karena September itu puasanya penuh sebulan ditambah lebaran, kalau sekarang kan pekan pertama puasa di Agustus dan sisanya baru September," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009