Bogor (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memastikan pemerintah akan menambah kuota impor gula mentah (raw sugar) untuk menjamin kecukupan stok akhir tahun.

"Rincian impornya akan diumumkan dalam satu atau dua minggu ini. Saat ini sedang difinalisasi oleh tim teknis," katanya di sela kunjungan ke Rumah Potong Hewan (RPH) PT Sierad Produce Tbk di Parung, Bogor, Rabu.

Menurut Mendag, kuota impor tambahan tidak besar karena tujuannya hanya untuk menjamin keseimbangan antara produksi dan konsumsi. Alokasi impor gula mentah 2009 sebelumnya ditetapkan sebanyak 1,6 juta ton.

"Jumlahnya tidak besar kok, jumlahnya kecil karena hanya penyesuaian jumlah produksi dan konsumsi di dalam negeri," ujarnya.

Mendag menegaskan tambahan impor itu dilakukan untuk menyesuaikan keperluan industri bukan untuk konsumsi.

"Misalnya pabrik gula kristal putih kan punya idle capacity, dia bisa diberi alokasi raw sugar untuk meningkatkan produksi gula kristal putihnya. Itu antara lain yang sudah dihitung, plus untuk industri gula rafinasinya sendiri, berkaitan dengan penyesuaian angka produksi dan kebutuhan dalam negeri bisa dilihat apakah mereka perlu tambahan raw sugar," kata Mendag.

Kenaikan harga gula di dalam negeri, lanjut dia, disebabkan oleh tingginya harga gula internasional yang mengakibatkan industri banyak mengambil gula dari dalam negeri.

Penyerapan gula kristal putih oleh industri kecil dan menengah dituding mendorong naiknya harga gula di dalam negeri.

Oleh karena itu, pemerintah menghitung ulang produksi nasional serta konsumsi.

"Intinya kita akan jamin kebutuhan semua pengguna gula, konsumen sampai dengan industri kecil, menengah dan besar. Kita harus lihat secara seimbang untuk memenuhi keperluan mereka dan produksinya," jelas Mendag.

Sebelumnya, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi mengatakan, target produksi gula nasional yang optimistis adalah sebesar 2,89 juta ton sedangkan target pesimisnya sebesar 2,6 juta ton.

"Stok gula jika dilihat dari jumlah konsumsi dan produksi besarnya mendekati satu juta ton. Itu tersebar di pedagang dan produsen," ujarnya, Selasa (1/9).

Saat ini terjadi peningkatan konsumsi gula kristal putih sekitar 30-40 persen karena permintaan industri kecil menengah.

"Juli-Agustus ini serapan IKM atas gula kristal putih diperkirakan naik sekitar 250ribu ton. Ini yang mempengaruhi sisa stok kita," tuturnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009