Jakarta (ANTARA News) - Rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan agenda menetapkan perolehan kursi dan calon legislatif terpilih, Rabu sekitar pukul 14.56 WIB, spontan terhenti ketika gempa kuat mengguncang Jakarta.

Sesaat setelah gempa dirasakan, peserta rapat pleno tidak terkecuali anggota KPU dan Bawaslu berhamburan keluar dari ruang rapat Gedung KPU lantai dua menuju halaman.

Anggota Bawaslu Wirdyaningsih terlihat setengah berlari meninggalkan ruang rapat yang juga diikuti oleh peserta rapat lainnya, termasuk wartawan dan calon anggota legislatif yang tengah menunggu hasil rapat pleno.

Mereka terlihat saling berebut untuk menuruni tangga secepatnya. "Jangan dorong-dorong," teriak salah satu calon anggota legislatif ketika menuruni tangga untuk menuju ke lantai dasar gedung.

Menurut Wirdyaningsih awalnya peserta rapat tidak memperhatikan guncangan kecil yang dirasakan. Namun, makin lama guncangan tersebut semakin kuat sehingga mereka segera keluar gedung guna menyelamatkan diri.

"Gempanya terasa sekali," katanya saat ditemui di halaman Gedung KPU.

Anggota KPU Andi Nurpati, I Gusti Putu Artha, dan Syamsulbahri juga terlihat bergegas meninggalkan lantai dua.

Aktifitas bekerja di Gedung KPU yang terdiri dari empat lantai tersebut terhenti sekitar setengah jam. Setelah tidak lagi dirasakan getaran, sebagian staf KPU kembali ke ruangan masing-masing untuk melanjutkan aktifitasnya.

Sementara itu, hingga sebelum terjadi gempa, KPU tengah melakukan penghitungan perolehan kursi di daerah pemilihan Tulang Bawang (Lampung) dan Kota Batam (Kepri).

"Sudah dibacakan perolehan suaranya... Sekarang kita menuju pada perolehan angka calon terpilih," kata anggota KPU Andi Nurpati ketika ditemui diluar gedung.

Rapat pleno KPU diskors selama beberapa menit dan akan dilanjutkan kembali dengan agenda menyelesaikan penetapan perolehan kursi.

Selain itu, dalam rapat pleno juga dibahas tentang laporan Bawaslu mengenai calon anggota legislatif terpilih yang tidak lagi memenuhi syarat.
(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009