Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri menyesalkan aksi sweeping terhadap warga Malaysia di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa orang di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada Selasa (8/9) kemarin.

"Deplu mengecam tindakan sweeping ini karena tidak hanya mengganggu ketertiban umum tetapi juga membahayakan pencitraan Indonesia di mata dunia internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, masyarakat Indonesia seharusnya menyikapi isu klaim kebudayaan Indonesia oleh Malaysia dengan kepala dingin dan tidak mudah terpancing emosi.

"Lebih baik memakai jalur diplomasi dan perundingan agar semua masalah bisa diselesaikan dengan cara damai," katanya.

Faiza juga mengharapkan agar aksi serupa tidak terjadi lagi.

Sejumlah media Malaysia sendiri memberitakan "sweeping" atau penyisiran warga Malaysia dilakukan dengan menggunakan bambu runcing oleh sekelompok orang di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta pusat.

Diberitakan juga kontrakan mahasiswa Malaysia di Yogyakarta dilempari telur busuk oleh sekelompok orang yang demontrasi akibat pemberitaan pers Indonesia menuduh Malaysia klaim tari Pendet Malaysia.

Sementara itu, Harian Malaysia UMNO membuat berita dengan mewawancarai warga Indonesia dari Riau, Sumatera Utara, Dumai dan Sulawesi yang mengatakan bahwa yang melakukan demo anti Malaysia hanyalah segelintir orang. Oleh sebab itu, diharapkan tidak terlalu ditanggapi serius karena tidak mewakili sikap rakyat Indonesia secara keseluruhan.

Merespon hal ini, Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Rais Yatim menghimbau agar pemerintah dan rakyat Malaysia tidak melakukan demonstrasi di KBRI Kuala Lumpur sebagai balasan demo di kedutaan Malaysia di Jakarta.

"Walaupun bendera Malaysia dibakar. Kedutaan kami dilempari telur dan batu, kami tidak akan membalas terhadap kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur," kata Rais Yatim didampingi Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar di Kuala Lumpur.

Dia menyatakan malaysia tidak ingin membalas sweeping dengan aksi serupa di negaranya karena ingin terus menjalin hubungan baik dengan Indonesia(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009